Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ilmuwan Temukan Nenek Moyang Dinosaurus Kecil Ukuran 10 Cm

Hewan baru ini sangat dekat dengan dinosaurus dan pterosaurus, dan ini sangat kecil.

8 Juli 2020 | 17.22 WIB

Ilustrasi Kongonaphon kely, reptil yang dekat dengan nenek moyang dinosaurus dan pterosaurus, dibandingkan ukuran tangan manusia. Fosil-fosil Kongonaphon ditemukan di batuan Triassic (237 juta tahun yang lalu) di Madagaskar barat daya. (Kredit: Frank Ippolito, Museum Sejarah Alam Amerika)
Perbesar
Ilustrasi Kongonaphon kely, reptil yang dekat dengan nenek moyang dinosaurus dan pterosaurus, dibandingkan ukuran tangan manusia. Fosil-fosil Kongonaphon ditemukan di batuan Triassic (237 juta tahun yang lalu) di Madagaskar barat daya. (Kredit: Frank Ippolito, Museum Sejarah Alam Amerika)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti telah menemukan kerabat purba dinosaurus, seekor reptil berukuran 4 inci (10 cm) yang hidup 237 juta tahun yang lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dikenal sebagai Kongonaphon kely, reptil kuno itu adalah "pembunuh serangga kecil" dan hidup di Madagaskar saat ini, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences, sebagaimana dikutip Fox News, Selasa, 7 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fosil ini pertama kali ditemukan pada tahun 1998 oleh tim peneliti dari seluruh dunia, termasuk dari American Museum of Natural History.

"Ada persepsi umum tentang dinosaurus sebagai raksasa," kata penulis utama studi tersebut, Christian Kammerer, dalam sebuah pernyataan, Selasa. "Tapi hewan baru ini sangat dekat dengan dinosaurus dan pterosaurus, dan ini sangat kecil."

Dengan gigi yang lancip, meskipun sudah usang, kemungkinan Kongonaphon memakan makanan serangga, kata para peneliti. Mereka juga melihat bagian tulang paha reptil dan menyimpulkan bahwa itu adalah makhluk dewasa dan bukan bayi.

John Flynn, yang membantu menemukan fosil itu pada akhir 1990-an, mengatakan ia terkejut dengan ukuran kecil Kongonaphon, tetapi juga betapa uniknya penemuan itu.

“Situs fosil ini di Madagaskar barat daya dari interval waktu yang tidak diketahui secara global telah menghasilkan beberapa fosil yang luar biasa, dan spesimen kecil ini dicampuradukkan di antara ratusan yang kami kumpulkan dari situs tersebut selama bertahun-tahun,” Flynn menambahkan dalam pernyataan itu.

“Butuh beberapa waktu sebelum kami dapat fokus pada tulang-tulang ini, tetapi begitu kami melakukannya, jelas kami memiliki sesuatu yang unik dan layak untuk dilihat lebih dekat," lanjut Flynn. "Ini adalah alasan bagus mengapa penemuan lapangan - dikombinasikan dengan teknologi modern untuk menganalisis fosil yang ditemukan - masih sangat penting. "

Salah satu pemimpin proyek dan rekan penulis studi, Lovasoa Ranivoharimanana mengatakan temuan itu menunjukkan betapa Madagaskar semakin penting bagi arkeolog selama bertahun-tahun, mengingat jumlah fosil kuno yang ditemukan di pulau Afrika itu.

“Penemuan kerabat kecil dinosaurus dan pterosaurus ini menekankan pentingnya catatan fosil Madagaskar untuk meningkatkan pengetahuan tentang sejarah vertebrata selama masa yang kurang dikenal di tempat lain,” kata Ranivoharimanana, profesor dan direktur paleontologi vertebrata di Universitas Antananarivo di Madagaskar.

Dipercayai bahwa Kongonaphon masuk kelompok Ornithodira, kelompok yang mencakup dinosaurus dan burung, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang evolusi mereka.

“Penemuan baru-baru ini seperti Kongonaphon telah memberi kami pemahaman yang jauh lebih baik tentang evolusi awal ornithodirans,” Kammerer menjelaskan. “Menganalisis perubahan ukuran tubuh di sepanjang evolusi archosaur, kami menemukan bukti kuat bahwa itu menurun tajam pada awal sejarah garis keturunan dinosaurus-pterosaurus."

Para ahli terus belajar lebih banyak tentang masa-masa awal dinosaurus. Sebuah studi yang diterbitkan bulan lalu menemukan bahwa beberapa dinosaurus yang menghadapi sumber daya yang langka terpaksa mengeruk sampah dan mungkin kanibalisme.

Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Maret menyebutkan beberapa dinosaurus menempuh jarak yang jauh lebih pendek dan memiliki perilaku migrasi yang sangat berbeda dari yang diperkirakan sebelumnya.

FOX NEWS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus