Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Jadi Limbah Bumi, di Angkasa Plastik Jadi Pelindung Astronot

Temuan tim dari University of New Hampshire menunjukkan bahwa alumunium kalah tangguh dalam menahan sinar kosmik ketimbang plastik.

21 Maret 2016 | 15.47 WIB

Astronot asal Inggris, Tim Peake saat berada di Stasiun Antariksa Internasional, 15 Januari 2016. Peake, merupakan astronot asal Inggris pertama yang terbang ke luar angkasa. REUTERS/NASA/Handout via Reuters
Perbesar
Astronot asal Inggris, Tim Peake saat berada di Stasiun Antariksa Internasional, 15 Januari 2016. Peake, merupakan astronot asal Inggris pertama yang terbang ke luar angkasa. REUTERS/NASA/Handout via Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, New Hampshire - Radiasi di antariksa amat berbahaya bagi astronot karena dapat mencapai dua pertiga dari batas aman yang bisa ditoleransi oleh tubuh manusia seumur hidupnya. Untuk melindungi para penjelajah antariksa, wahana yang mereka tumpangi harus dilindungi tameng anti-radiasi berbahan khusus.

Tim peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research Institute menguji tingkat radiasi dari partikel bermuatan yang bergerak cepat atau sinar kosmis galaksi pada sebuah wahana penjelajah bulan. Mereka memasang Cosmic Ray Telescope for the Effects of Radiation (CRaTER) pada badan wahana Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Menggunakan peralatan ini, peneliti bisa memantau daya tahan aneka material dalam menghalangi radiasi.

"Plastik ternyata lebih efektif menghalangi radiasi ketimbang aluminium," ujar Cary Zeitlin, peneliti antariksa dari University of New Hampshire di Amerika Serikat. Ini jelas kontras ketika di bumi jadi limbah, tapi di ruang angkasa jadi penyelamat astronot.

Wahana antariksa umumnya terbuat dari aluminium. Bahan ini dipilih karena ringan dan kokoh. Namun temuan Zeitlin menunjukkan bahwa bahan ini kalah tangguh dalam menahan sinar kosmik.

Selain plastik, peneliti menemukan bahan yang mengandung unsur hidrogen bisa menjadi dinding tangguh dalam menangkal radiasi. Salah satu bahan yang seperti ini adalah air.

Pada CRaTER juga terpasang material yang dikenal sebagai jaringan plastik imitasi. Bahan ini meniru jaringan otot manusia yang terpapar radiasi. Jaringan buatan ini terbukti rentan terkena radiasi antariksa ketika dilindungi aluminium ketimbang plastik.

Wahana bikinan National Aeronautics and Space Administration (NASA) ini memantau permukaan bulan pada ketinggian 50 kilometer dari permukaan bulan. Bulan sendiri tak memiliki atmosfer, sehingga astronot yang berjalan di permukaan atau di orbit dengan mudah terpapar radiasi. Tanpa perlindungan material khusus, astronot akan terpapar radiasi yang pada akhirnya merusak jaringan tubuh mereka.

Peraturan yang diterapkan NASA menyatakan astronot seharusnya tidak boleh terpapar radiasi lebih dari 1.000 millisieverts (mSv) seumur hidupnya. Tingkat radiasi setinggi itu diasosiasikan dengan kenaikan risiko kanker yang mematikan sebesar 5 persen.

PHYS.ORG | SPACE.COM | AMRI MAHBUB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus