Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Ketika Virus Menggunakan Genom Alternatif

Dalam tiga studi, para peneliti menindaklanjuti temuan berusia 40 tahun bahwa bakteriofag tertentu menggantikan adenina dengan apa yang disebut diaminopurine. Ada kemungkinan untuk menghindari degradasi inang.

4 Mei 2021 | 00.00 WIB

Startup teknologi genom, Nusantics. Dok. Nusantics
Perbesar
Startup teknologi genom, Nusantics. Dok. Nusantics

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • Para peneliti telah memanfaatkan fag untuk mengobati beberapa infeksi bakteri.

  • Diketahui bahwa ada virus yang tidak memiliki adenina dalam genomnya.

  • Fag Vibrio ada kemungkinan juga menggunakan diaminopurine dalam DNA-nya.

Pada 1977, para ilmuwan menunjukkan bahwa virus S-2L, yang menginfeksi cyanobacteria, tak memiliki adenina dalam genom. Sebaliknya, S-2L memakai nukleotida yang dikenal sebagai diaminopurine atau 2-aminoadenine, disingkat menjadi Z, yang membuat tiga ikatan hidrogen bukan dua ikatan seperti yang dibuat oleh adenina (A) saat dipasangkan dengan timin (T).

Dalam tiga makalah yang diterbitkan di jurnal Science pada pekan lalu, para peneliti menunjukkan bahwa penggunaan Z oleh fag virus yang menginfeksi bakteri jauh lebih tersebar luas daripada yang diyakini sebelumnya. Mereka menggambarkan jalur di mana nukleotida alternatif dibuat dan dimasukkan ke dalam genom fag.

“Diketahui bahwa ada fag yang tidak memiliki adenina dalam genomnya dan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan ihwal cara melakukannya,” kata Jef Boeke, ahli biologi molekuler di Sekolah Kedokteran Grossman Universitas New York, Amerika Serikat, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Menurut Boeke, makalah ini menjelaskan molekuler yang terkenal ini secara detail. Selain itu, ia menilai para penulis telah melakukan pekerjaan yang sangat komprehensif dengan menunjukkan bahwa ini bukan satu pencilan, melainkan ada sekelompok bakteriofag yang memiliki materi genetik semacam ini.

Pada 1998, Pierre Alexandre Kaminski dari Institut Pasteur, Prancis, dan rekannya mengurutkan genom sianofag S-2L dengan harapan dapat menguraikan jalur yang memungkinkan virus melewati kode nukleotida kanonik.

Mereka menemukan urutan yang terkait dengan purA gen yang mengkode sintase suksinoadenilat, salah satu enzim dalam jalur sintesis adenina yang tampak seperti timbal yang baik. Tapi kemudian mereka menunda proyek itu karena tantangan bekerja dengan fag dan inang sianobakterinya.

Pada tahun-tahun berikutnya, para peneliti secara berkala mencari database dan membandingkan urutan yang diterbitkan dengan gen mirip purA. Pada akhir 2015, mereka menemukan urutan homolog di fag Vibrio, yang menginfeksi Vibrio, genus bakteri gram negatif yang jauh lebih mudah dikerjakan daripada inang sianobakteri S-2L.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus