Mengapa Bau Kopi Berbentuk Awan Ceria? Ini Jawabannya

TEMPO.CO, Canberra - Sejumlah peneliti The Australian National University (ANU) Canberra telah memberikan pandangan baru ihwal sinestesia (synesthesia), yakni efek mendengar warna, melihat suara, dan fenomena lintas sensorik lainnya. Keadaan ini dalam psikologi menggambarkan terjadinya percampuran atau pertukaran indera ketika seseorang menerima rangsangan tertentu.

Ketua tim peneliti  dari Sekolah Psikologi ANU, Stephanie Goodhew, mengatakan peneliti menemukan synesthetes, orang yang mengalami percampuran indera, memiliki asosiasi mental yang lebih kuat antara konsep terkait.

"Bagi mereka kata-kata seperti 'dokter' dan 'perawat' sangat erat terkait. Kalau kata 'dokter' dan 'meja' sangat tidak berhubungan. Jadi jauh lebih kuat asosiasinya daripada orang tanpa kondisi sinestesia," kata Goodhew, seperti dipublikasikan dalam jurnal Consciousness and Cognition, Senin, 13 April 2015.

Temuan ini dapat membantu peneliti lebih memahami misteri sinestesia. Menurut Goodhew, perasaan sinestesia diperkirakan terjadi pada satu dari setiap 100 orang. Synesthetes, kata dia, memiliki hubungan yang lebih kuat antara daerah otak yang berbeda. Terutama antara yang kita anggap sebagai bagian bahasa otak dan warna dari otak. Koneksi tersebut menyebabkan efek memicu stimulus di salah satu bagian dari otak yang akan menyebabkan aktivitas lain.

"Dalam kasus sinestesia mendengar bentuk seperti segitiga akan memicu pengalaman suara atau warna, atau mereka mungkin memiliki sensasi rasa tertentu ketika mereka mendengar suara tertentu," ujarnya.

Goodhew mencontohkan satu orang melaporkan bahwa bau memiliki bentuk tertentu. “Misalnya bau udara segar berbentuk persegi panjang, bau kopi berbentuk awan ceria dan orang-orang bisa mencium lingkaran atau persegi,” kata Goodhew.

Penelitian ini fokus mengukur sejauh mana orang synesthetes menarik makna antara kata-kata.

SCIENCE DAILY | AHMAD NURHASIM