Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mungkinkah Tau Ceti akan Layak Huni Setelah Bumi?

Sistem Tau Ceti, populer di beberapa karya fiksi sebagai tempat yang layak huni.

29 April 2015 | 20.34 WIB

Ilustrasi tentang tabrakan dua planet. Tabrakan ini memunculkan bulan pada 150 juta tahun lalu dalam sistem tata surya kita. NASA
Perbesar
Ilustrasi tentang tabrakan dua planet. Tabrakan ini memunculkan bulan pada 150 juta tahun lalu dalam sistem tata surya kita. NASA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Arizona - Selama pencarian planet baru untuk menggantikan Bumi, jumlah zona yang layak huni terus bertambah. Dalam dua dekade, telah ada kemajuan dari tidak memiliki planet yang mengorbit bintang selain Matahari sampai terlalu memiliki banyak planet baru. Mempersempit daftar calon planet yang mengorbit bintang selain Matahari merupakan cara baru. Menerapkan pendekatan astronomi dan geofisika, peneliti Arizona State University melaporkan bahwa dalam daftar panjang itu kita bisa mencoret tetangga kosmos Tau Ceti.

Sistem Tau Ceti, populer di beberapa karya fiksi termasuk Star Trek, telah lama digunakan dalam fiksi ilmiah dan berita populer sebagai tempat yang sangat mungkin memiliki kehidupan karena kedekatannya dengan Bumi dan karakteristik bintang itu seperti matahari. Sejak Desember 2012, Tau Ceti telah menjadi menarik berkat bukti kemungkinan lima planet yang belum dikenal yang mengorbit pada Tau Ceti. Dua planet baru itu,Tau Ceti e dan f, berpotensi berada dalam zona layak huni.

Menggunakan komposisi kimia dari Tau Ceti, tim peneliti Arizona State University membuat pemodelan evolusi bintang dan mengkalkulasi zona layak huni tersebut. Meski data mereka menegaskan bahwa dua planet (e dan f) mungkin di zona layak huni itu tidak berarti kehidupan berkembang atau bahkan ada di sana.

"Planet e di zona layak huni hanya jika kita membuat asumsi sangat murah hati. Planet f awalnya terlihat lebih menjanjikan, tapi pemodelan evolusi bintang membuat tampak kemungkinan bahwa itu hanya pindah ke zona layak huni baru-baru ini. Tau Ceti telah mendapat lebih terang selama hidupnya, " kata astrofisikawan Michael Pagano, peneliti postdoctoral Arizona State University dalam Astrophysical Journal, 22 April 2015.  Dia berkolaborasi dengan astrofisikawan Patrick Young dan Amanda Truitt dan fisika mineral Sang-Heon (Dan) Shim.

Berdasarkan model tim, planet f memiliki kemungkinan berada di zona layak huni jauh kurang dari 1 miliar tahun. Ini kedengarannya seperti waktu yang lama, tapi butuh biosfer Bumi sekitar 2 miliar tahun untuk menghasilkan perubahan potensial terdeteksi di atmosfer. Sebuah planet yang memasuki zona layak huni hanya beberapa ratus juta tahun yang lalu mungkin menjadi layak huni dan bahkan dihuni, tetapi tidak memiliki zat seperti unsur, isotop, dan molekul yang terdeteksi. Molekul ini menjadi bukti ilmiah kehidupan masa lalu atau saat ini.

Menurut Pagano, ia dan koleganya tidak memilih Tau Ceti karena berharap itu akan menjadi calon yang baik untuk mencari kehidupan baru. Tapi, kata dia, untuk gagasan bahwa ini mungkin dunia baru yang benar-benar asing.

Tau Ceti memiliki komposisi yang sangat tidak biasa sehubungan dengan rasio magnesium dan silikon.  Keduanya merupakan dua dari batu yang paling penting membentuk mineral di Bumi. Rasio magnesium terhadap silikon di Tau Ceti 1,78, yaitu sekitar 70% lebih dari matahari. Astrofisikawan melihat data dan bertanya, "Apa artinya ini bagi planet?"

Tim Arizona State University School of Earth and Space Exploratio yang menyatukan saintis bumi dan ruang angkasa dalam upaya untuk mengatasi pertanyaan penelitian melalui pendekatan holistik.

"Dengan rasio magnesium dan silikon  tinggi seperti itu, mungkin secara minerologi membuat planet di sekitar Tau Ceti dapat signifikan berbeda dari Bumi. Planet Tau Ceti ini bisa sangat baik didominasi oleh mineral olivin di bagian dangkal mantel dan memiliki mantel lebih rendah didominasi oleh magnesium oksida," kata Shim.

Menimbang bahwa magnesium oksida jauh lebih kental atau tahan terhadap aliran panas tapi padat, mantel batuan akan mengalir lebih mudah, mungkin memiliki efek mendalam pada vulkanisme dan tektonik di permukaan planet. Ini proses yang memiliki dampak yang signifikan pada kelayak-hunian Bumi.

"Tau Ceti telah menjadi populer bagi para penulis fiksi ilmiah dan imajinasi setiap orang sebagai tempat yang mungkin bisa hidup meski kehidupan di sekitar Tau Ceti tidak mungkin. Kenyataan ini tidak harus dilihat sebagai kekecewaan, tepi harus memperkuat pikiran kita untuk mempertimbangkan apa planet eksotis kemungkinan mengorbit bintang. Juga planet-planet baru dan yang tidak biasa yang mungkin ada di alam semesta yang luas ini, "kata Pagano.

SCIENCE DAILY | AHMAD NURHASIM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahmad Nurhasim

Ahmad Nurhasim

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus