Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Terancam Punah, Serigala di Taman Nasional Tersisa 3 Ekor  

Kesehatan ekosistem terancam terganggu.

18 April 2015 | 11.42 WIB

Serigala adalah hewan karnivora buas yang memiliki fisik seperti Anjing. Serigala memiliki bulu yang tebal karena habitatnya biasa di tempat yang dingin. dailymail.co.uk
Perbesar
Serigala adalah hewan karnivora buas yang memiliki fisik seperti Anjing. Serigala memiliki bulu yang tebal karena habitatnya biasa di tempat yang dingin. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Michigan - Jumlah serigala yang berada di Isle Royale National Park, Michigan, terancam punah. Peneliti mengatakan berdasarkan sensus terbaru jumlah serigala kini tinggal tiga ekor.

Perkawinan sedarah dan penyakit diduga telah menyebabkan penurunan tajam dalam jumlah serigala di taman nasional tersebut. Pada 2009, jumlah hewan buas itu 24 ekor dan terus menurun setiap tahun. Tahun lalu jumlahnya sembilan ekor.

Peneliti dari Michigan Technological University melakukan penelitian ini lebih dari setengah abad. Ini diklaim sebagai studi terpanjang di dunia dalam hubungan predator dan mangsa, yakni serigala dan rusa, di dalam ekosistem tertutup. Mereka meminta pengelola taman nasional untuk membawa lebih banyak serigala ke taman nasional untuk menghidupkan kembali gen. Sebab, terlalu terlambat untuk menyelamatkan populasi yang ada saat ini. "Ini adalah nafas sekarat terakhir," kata ahli biologi John Vucetich, seperti dilansir situs Associated Press, Sabtu, 18 April 2015.

Di sisi lain, populasi rusa mencapai 1.250 ekor dan diperkirakan terus meningkat. Jika serigala musnah, ilmuwan merasa khawatir di taman nasional itu tidak ada lagi predator puncak. Akibatnya, pepohonan di taman nasional akan lebih banyak yang menjadi korban santapan rusa. "Satu hal yang kita tahu dengan pasti adalah bahwa di mana pun ada banyak herbivora seperti rusa atau kambing, Anda harus memiliki predator puncak untuk menjaga kesehatan ekosistem," kata Vucetich.

Tahun lalu pengelola taman nasional Phyllis Green mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan mengintervensi selama masih ada reproduksi serigala. Namun pada Jumat kemarin dia mengatakan taman nasional akan segera mengundang partisipasi masyarakat dalam studi pilihan kebijakan yang akan diambil untuk serigala, rusa, dan manajemen vegetasi. "Kami akan melakukan pekerjaan terbaik yang bisa kami kelola untuk jenis perubahan yang kami harapkan akan terjadi," kata Green.

AP | AMIRULLAH


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amirullah

Amirullah

Redaktur desk nasional. Menjadi bagian Tempo sejak 2008. Pernah meliput isu-isu perkotaan, ekonomi, hingga politik. Pada 2016-2017 ditugaskan menjadi wartawan Istana Negara

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus