Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kanagawa - Pertanyaan besar mengapa anjing kerap menatap “mesra” kepada majikannya dan sebaliknya terjawab lewat penelitian profesor kedokteran hewan di Companion Animal Research Lab, Universitas Azabu Kanagawa, Jepang Takefumi Kikusui. Dia dan koleganya mengukur peningkatan kadar hormon oksitosin alias hormon cinta pada sejumlah anjing dan pemiliknya sebelum dan sesudah keduanya menghabiskan waktu bersama selama 30 menit.
Hormon tersebut diukur setelah pemilik anjing menghabiskan waktu yang berkualitas dengan menatap mata anjing, membelai, dan berbicara dengan hewan berbulu itu. Hasilnya, baik anjing maupun manusia, si pemilik, menunjukkan adanya peningkatan kadar oksitosin di urine mereka. "Terlebih lagi, semakin banyak oksitosin pada manusia, semakin banyak pula oksitosin pada anjing," kata Kikusui kepada Live Science, 16 April 2015.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science itu juga menunjukkan eksperiman serupa yang dilakukan pada serigala dan manusia tidak menunjukkan ada hubungan peningkatan oksitosin pada dua spesias itu. Pada eksperimen kedua, peneliti menyemprotkan hormon oksitosin pada lubang hidung anjing dan menemukan anjing betina menatap lebih lama pada pemiliknya setelah itu. Hasilnya, hormon oksitosin anak anjing dan manusia meningkat. "Terjadi umpan balik oksitosin yang melintasi batas spesies, setidaknya pada manusia dan anjing,” kata Kikusui.
Ketika orang menyebut anjing mereka sebagai “bayi berbulu”, mereka mungkin memiliki suatu hubungan, setidaknya pada level kimia. Anjing lewat tatapan mata ternyata dapat meningkatkan horman cinta oksitosin ketika berinteraksi dengan pemiliknya. Umpan balik positif dalam konteks oksitosin ini serupa dengan yang terjadi ketika seorang ibu menatap pada bayi yang baru lahir.
Karena anjing tidak menggunakan kontak mata sebagai cara memperoleh ikatan dengan anjing lain, penelitian ini menunjukkan bahwa teman terbaik manusia itu mungkin mendapat tempat berharga di hati manusia yang dimulai sejak zaman manusia purba. "Kita manusia menggunakan tatapan mata untuk berkomunikasi dengan orang lain dan sangat sensitif terhadap kontak mata," kata Kikusui. "Karena itu, anjing yang bisa menggunakan tatapan mata kepada pemilik secara efisien akan memiliki manfaat lebih dari manusia."
Oksitosin pada manusia memicu gairah bekerja, mengurangi stres dan membantu anggota kelompok mengenali anggota individu. Pada manusia, baik ibu dan bayi mendapatkan lonjakan oksitosin selama menyusui dan mereka akan menghabiskan berjam-jam menatap satu sama lain. Masing-masing individu memicu pelepasan oksitosin yang lain.
Tetapi dalam semua mamalia, peran utama oksitosin adalah untuk membantu orang tua dan bayinya. Misalnya, ketika anak anjing dipisahkan dari induk mereka, mereka memancarkan serangkaian suara ultrasonik yang memacu induk untuk melepaskan lebih banyak oksitosin dan untuk meraih anak mereka. Ini jenis hormon yang mendorong induk memelihara dan menyayangi anaknya.
LIVE SCIENCE | AHMAD NURHASIM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini