Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Alumni Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (UNAIR) Lathifatun Nisa Z yang kini berkuliah magister di University of Edinburgh membagikan pengalamannya meraih beasiswa Chevening. Beasiswa Chevening merupakan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Britania Raya. Fita, sapaan Lathifatun, menjelaskan bahwa beasiswa tersebut menerima semua bidang studi serta tak ada batas umur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pendaftar beasiswa tersebut rata-rata sekitar 49 ribu, dan hanya 5 ribu yang berkesempatan untuk wawancara di beasiswa Chevening. Jadi kuncinya adalah bagaimana kita bisa membuat esai personal yang sebagus mungkin,” ujarnya seperti dikutip di laman resmi UNAIR pada Selasa, 24 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Fita, untuk bisa meraih beasiswa tersebut, sejumlah hal harus diperhatikan salah satunya adalah esai. Dia mengatakan terdapat empat aspek yang harus ada dalam esai aplikasi beasiswa. Pertama, faktor kepemimpinan dan dampak. Dalam esai, kata Fita, harus ada penjelasan pengalaman kepemimpinan serta dampaknya pada lingkungan sekitar. Kedua, pengalaman networking dan pembelajaran bersama.
“Ketiga, adalah study plan. Sangat penting untuk menjelaskan rencana tersebut. Tidak mengutip apa yang dituliskan oleh universitas atau terpaku pada peringkat universitas,” jelasnya.
Dia berpesan agar peserta bisa fokus pada rencana personal dan dampak dari hasil studi pada rencana karier atau impian pelamar. Hal itu, sambungnya, ada hubungannya dengan aspek keempat, yaitu rencana karir.
“Kita harus spesifik dengan penjelasan rencana kariernya. Apa yang ingin kita lakukan, hubungannya dengan pemenuhan SDGs, dan bagaimana itu bisa menguntungkan Chevening dan kerja sama antara Britania Raya dengan negaramu,” jelas Fita.