Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Obat-obatan golongan statin yang populer digunakan sebagai penurun kolesterol dalam darah juga bisa membantu mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 yang telah terinfeksi dengan gejala yang parah. Sebuah studi yang dilakukan terhadap hampir 14 ribu pasien infeksi virus itu di Cina mengkonfirmasi dan hasil studi itu dimuat dalam jurnal Cell Metabolism.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi itu dilakukan setelah sebelumnya sejumlah studi pada hewan menunjukkan kalau statin bisa memperbaiki respons sel kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, dan memperlambat progres luka di paru-paru gara-gara virus corona Covid-19. Hasil itu memicu pertanyaan bagaimana efek obat yang sama, digunakan sendiri maupun kombinasi dengan obat lainnya, terhadap manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uji klinis lalu dilakukan tim peneliti di Rumah Sakit Renmin, Universitas Wuhan. Mereka melibatkan 13.981 pasien Covid-19 yang sedang dirawat di 21 rumah sakit di Provinsi Hubei. Sebanyak 1.219 pasien di antaranya ditambahkan statin dalam perawatannya. Obat golongan statin yang digunakan terutama atorvastatin dengan dosis 20 mg per hari.
Di antara pasien yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, pemberian statin dikombinasikan dengan penghambat atau pemecah protein ACE sebanyak 319 orang dan obat antihipertensi lainnya pada 603 orang.
Setelah diikuti perkembangan dan pengaruhnya selama 28 hari atau dua minggu, para peneliti menemukan kematian dalam kelompok pasien penerima statin sebesar 5,2 persen. Itu lebih rendah daripada dalam kelompok yang tidak diberikan statin, yakni sebesar 9,4 persen. Berdasarkan angka-angka itu, penurunan risiko kematian pasien Covid-19 terhitung sebesar 45 persen--atau melampaui hasil uji dengan dexamethasone di Inggris yang sebesar 30 persen.
Hasil studi terhadap sejumlah besar pasien Covid-19 itu juga menunjukkan kalau penggunaan statin terkait penurunan insiden pasien butuh ventilasi mekanik invasif, transfer ke ruang perawatan intensif (ICU), dan yang mengalami sindrom sesak napas akut. Dalam tubuh mereka yang diberi statin juga terdeteksi memiliki kadar zat kimia yang biasanya menjadi indikator peradangan yang jauh lebih rendah. Itu dianggap indikasi kalau statin dapat mencegah pasien berkembang tambah parah.
Menurut para penelitinya, kombinasi statin dengan obat lain penurun tekanan darah yang dilakukan dalam studi itu juga tak meningkatkan risiko kematian pasien. “Hasil ini membuktikan keamanan dan efisiensi obat statin dalam perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit,” kata ketua tim penelitinya, Li Hongliang. Menurutnya, statin termasuk jenis obat yang bisa digunakan sepanjang belum tersedia vaksin Covid-19.
CHINA.ORG | NEWS-MEDICAL