Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Inobu, sebuah lembaga penelitian nirlaba di Indonesia, meluncurkan program akselerasi petani muda bernama Youth Agripreneur Camp (YAC). Ini adalah program kompetisi dan inkubasi yang ingin membuka jalan bagi setiap anak muda yang siap mengambil peran di bidang inovasi hasil pertanian dan akuakultur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak lima tim dengan ide inovatif terbaik akan dijaring untuk diberikan total pendanaan sejumlah Rp 100 juta di bagian ujung program. Mereka juga akan mendapatkan kesempatan presentasi ide bisnis di hadapan calon investor untuk membantu pengembangan produk yang lebih jauh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendaftaran untuk peserta Youth Agripreneur Camp dibuka Inobu sejak hari ini, Rabu 3 November hingga 11 Desember mendatang. Pesertanya dibuka untuk semua petani berusia 17-35 tahun yang tergabung dalam satu tim. Setiap tim memiliki anggota tiga hingga lima orang dan wajib mengirim proposal singkat mengenai ide inovatif mereka untuk bisa mengikuti kompetisi ini.
Mahasiswa yang masih aktif berkuliah di program diploma maupun sarjana serta kelompok pemuda umum juga terbuka untuk mendaftar. “Kami tunggu ide inovatif untuk mendukung para petani Indonesia, baik itu dari segi teknologi atau pengolahan hasil panen,” kata Chief Legal Officer Yayasan Inobu, Bernadinus Steni, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 3 November 2021
Steni menerangkan, pada angkatan pertama ini, Youth Agripreneur Camp mengangkat tema ‘Inovasi Hasil Pertanian’. Tujuannya, mendorong anak muda menemukan inovasi yang mereka gemari terkait peningkatan nilai tambah komoditas pertanian untuk produk akhir di sektor hilir. Atau, mendorong menghasilkan inovasi teknologi industri yang meningkatkan produktivitas dan profitabilitas petani, serta meningkatkan ekonomi kreatif.
Rencananya, akan ada 20 peserta terpilih untuk mengikuti camp berupa proses inkubasi berisi rangkaian kelas virtual dan pendampingan dari mentor profesional. Kemudian, penjaringan dilakukan lagi untuk mendapatkan 10 tim sebelum sampai kepada lima tim dengan ide inovatif terbaik. “Untuk informasi pendaftaran bisa mengunjungi situs YAC di tanispace.inobu.org,” kata Steni.
Dalam keterangan tertulisnya, Inobu menyoroti masih banyak produk pertanian Indonesia saat ini tidak bernilai tinggi ketika dijual. Sebabnya, belum memiliki nilai tambah atau belum diolah menjadi berbagai varian produk pertanian siap pakai. Perkembangan teknologi di dunia pertanian juga disebutkan tergolong cukup lambat dan tidak mendapatkan pelatihan serta pendanaan yang memadai untuk mendorong penemuan inovatif.
Presiden Joko Widodo di Sorong melakukan kegiatan Tanam Jagung bersama Petani, Senin, 4 Oktober 2021, sekaligus meninjau program Petani Milenial hasil kerja sama Kementan dengan Papua Muda Inspiratif.
Di sisi lain, setiap tahunnya, Indonesia memiliki ribuan lulusan mahasiswa dari program pertanian atau teknologi pertanian yang berpotensi untuk melahirkan inovasi di bidang agripreneurship. Mereka dapat mengembangkan produk untuk memajukan sektor pertanian di era revolusi industri 4.0 ini. Sayangnya, tak banyak yang kemudian menjadi petani.
“Generasi muda saat ini kurang memiliki lingkungan yang memungkinkan untuk berkarya dan berinovasi di sektor pertanian, membuat banyak lulusan muda mencari kerja di sektor non-pertanian.”