Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana penerapan teknologi video asisten wasit (video assistant referee/VAR) di kompetisi Liga 1 Indonesia belum akan terwujud pada musim ini. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan penggunaan VAR di kompetisi Indonesia memerlukan waktu yang cukup panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha menyatakan sudah berkonsultasi dengan federasi sepak bola dunia (FIFA) dan hasilnya ada sejumlah syarat yang harus diikuti bila ingin menerapkan VAR. Berkaca kepada The International Football Association Board (The IFAB), kata dia, ada 18 kriteria (syarat) dan salah satunya ialah pelatihan bagi wasit. "Preparation itu satu sampai satu setengah tahun," kata Tisha di Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat kondisi sumber daya manusia (wasit) yang dimiliki PSSI saat ini, Tisha memperkirakan pengembangannya memperlukan waktu dua tahun. Dari sisi finansial atau teknologi, menurut dia, tidak menjadi persoalan. Namun aspek utama yang harus dipenuhi ialah jumlah dan kualitas wasit.
Tisha menjelaskan dalam pertandingan yang memanfaatkan VAR diperlukan minimal empat wasit dan satu asisten wasit cadangan. Mereka terdiri dari wasit di lapangan dan tiga wasit lainnya bertugas sebagai operator mengawasi pergerakan pemain di depan layar.
Wasit yang terlibat dalam pertandingan yang menggunakan VAR harus mengikuti pelatihan. Menurut Tisha, pelatihan digelar oleh FIFA dan biasanya memakan waktu enam sampai delapan bulan. "Itu bukan sekedar monitor video. Dia punya lisensinya dan lain-lain," ucap Tisha.
Sebelumnya, PSSI menugaskan operator Liga 1 Indonesia segera menerapkan penggunaan VAR. Penggunaan VAR diperlukan untuk menekan kecurangan di lapangan. PT Liga Indonesia Baru selaku operator menyebut akan mempercepat kajian seputar VAR.
ADITYA BUDIMAN