Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kyliann Mbappe menjadi harapan baru bagi timnas Prancis di Piala Dunia 2018. Pemain berusia 19 tahun ini kerap dibanding-bandingkan dengan pemain legendaris Prancis, Thierry Henry, karena kecepatan dan kemampuannya mencetak gol-gol cantik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bakat Mbappe terasah di keluarga yang memang akrab dengan olahraga. Ia menjalani latihan sepak bola sejak umur lima tahu, di klub sepak bola lokal yang bermarkas di pinggiran Paris, AS Bondy. Ayahnya, Wilfried Mbappe, adalah pelatih honorer bagi tim muda di klub tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat mulai berlatih di AS Bondy, Mbappe sudah menunjukkan talentanya untuk bisa menjadi pesepak bola besar. Pelatihnya sejak bocah, Antonie Riccardi, mengungkapkan hal tersebut. "Anda tidak harus menjadi pintar untuk menyadari hal itu," ujar Riccardi.
Bukan hanya tentang talenta dan bakat, Riccardi berujar, kecerdasan Mbappe untuk menyerap pelajaran baru tentang sepak bola juga dinilainya sangat luar biasa. Menurut dia, Mbappe sangat mudah untuk dilatih.
"Dia menyerap pelajaran dengan cepat. Anda minta dia melakukan sesuatu untuk pertama kalinya, maka ia akan berhasil melakukannya di percobaan keduanya," ujar Riccardi.
Tak hanya ditempa secara fisik, di AS Bondy, kemampuan mental Mbappe untuk berlaga juga sudah ditempa sedari bocah. Saat ia berusia 11 tahun, kata Riccardo, Mbappe kerap dihadapkan dengan anak berusia 13 hingga 15 tahun. "Terkadang, anak 15 tahun itu lebih tinggi badannya dari Mbappe," ujar Riccardo.
Bondy telah menjadi tempat bagi bakat-bakat sepak bola Prancis dibesarkan. Dari kota kecil itu, lahir pula beberapa nama pesepak bola besar, seperti N'golo Kante, Ryad Mahrez, Anthony Martial, hingga Paul Pogba.
Tak heran, banyak pencari talenta yang berburu pemain di Bondy. Dengan segala kemampuannya di masa muda, bukan jadi kejutan jika Mbappe telah mencicipi rumput klub-klub besar di Eropa sedari remaja.
Saat berusia 12 tahun, Mbappe pernah berlatih di klub Inggris, Chelsea. Pada 2012, saat usianya 14 tahun, ia juga pernah menghabiskan beberapa hari untuk berlatih di Real Madrid. Kala itu ia sempat berfoto dengan idolanya, Cristiano Ronaldo.
Manchester United pun sempat tertarik untuk merekrut Mbappe, namun pelatih United kala itu, Louis van Gaal, enggan mengontraknya. Keputusan itu sempat diprotes oleh asisten pelatih, Ryan Giggs.
Tawaran juga datang dari klub besar Prancis, Paris Saint-Germain. Namun kala itu keluarga Mbappe enggan mengizinkan anak mereka untuk bermain di klub yang bergelimang harta itu. Mereka takut, di sana Mbappe akan memiliki sedikit kesempatan untuk bermain.
Akhirnya pilihan klub pertama Mbappe jatuh kepada AS Monaco. Klub yang juga menjadi tempat bagi Thierry Henry untuk mengawali kariernya.
Di klub tersebut, karier Mbappe berkembang pesat. Dengan cepat ia mampu menembus skuad utama di dalam tim tersebut. Ia pun berhasil memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda di sepanjang sejarah AS Monaco saat usianya baru menginjak 17 tahun 62 hari. Ia juga berhasil mengangkat trofi Piala Eropa U-19 bersama timnas Prancis U-19. Dimana, di laga final, ia bisa mencetak dua gol kemenangan bagi skuad Les Blues.
Sejak saat itu, laju karier dan prestasi Mbappe kian berkembang cepat. Di musim lalu, ia bisa membawa AS Monaco menjuarai Liga Prancis (Ligue 1) dengan raihan 15 gol serta delapan assist. Ia juga berhasil mencetak lima gol di ajang Liga Champions bagi AS Monaco. Hingga pada Maret 2017, ia dipanggil untuk memperkuat timnas senior Prancis saat usianya baru menginjak 18 tahun.
"Saya tahu, saya mampu melakukan hal-hal hebat. Saya tak terkejut. Saya hanya tidak mengira bahwa hal itu akan terjadi secepat ini," ujar Mbappe menanggapi pesat perkembangan kariernya.
Hingga pada bursa transfer musim panas lalu, Mbappe dipinjamkan AS Monaco ke Paris Saint-Germain, namun dengan janji bahwa PSG akan memboyongnya pada bursa transfer musim berikutmya. Angka perjanjian demi perpindahan itu terbilang fantastis, yaitu sebesar 180 juta euro.
Di PSG, Mbappe dibayar dengan total gaji 1,5 juta euro per bulan. Pemain dengan gaji tertinggi ketiga di Ligue 1 setelah Neymar dan Edison Cavani seperti dilansir dari L'Equipe. Meski begitu, Riccardo menilai, di PSG Mbappe seperti seorang tahanan.
"Dia tidak bisa main-main ke jalan lagi," kata Riccardi. "Saat ia di Monaco, dia bisa pulang ke Bondy saat musim libur. Namun kini, hal itu nampaknya sulit dilakukan."
Mbappe pun mengakui hal itu. Meski kariernya pesat, ia merasa bahwa masa mudanya telah terenggut. Keluarganya pun sempat menanyakan keputusan ia untuk memilih bergabung dengan PSG.
"Dan saya katakan kepada mereka bahwa di usia 18 tahun, saya sudah bermain untuk PSG dan Anda tidak bisa main-main di sini. Saat anda berusia 16 tahun, anda masih anak-anak, tapi setelah menandatangani kontrak profesional, maka masa itu telah berakhir. Anda tak akan bisa menjadi anak-anak lagi," ujar Mbappe.
Tapi paling tidak, kata Mbappe, ia sekarang mencintai pekerjaannya. Ia senang kini bisa disandingkan dengan pemain-pemain hebat. Ia percaya bahwa ini adalah jalannya, karena kata dia, semuanya datang begitu saja, tanpa ia harus melakukan banyak pengorbanan.
"Saya memiliki kesan bahwa ia sudah berusia 30 tahun. Itu menandakan seberapa dewasa dan kompetensinya dia sebagai seorang pesepak bola," ujar Neymar, rekan satu timnya di PSG saat ditanyai kesan tentang Mbappe.
Selama 2017, Mbappe berhasil mencetak 33 gol. Ia pun berhasil menduduki posisi ketujuh sebagai pesepak bola pria terbaik versi FIFA pada tahun kemarin.
Sedangkan, bersama timnas Prancis, Mbappe bjsa tampil apik kala berlaga di pertandingan persiapan Piala Dunia 2018 kontra Rusia pada Maret lalu. Ia berhasil mencetak dua gol, dan Prancis menang 3-1.
Di Piala Dunia 2018 yang bakal digelar di Rusia pada Juni mendatang, apakah prestasi Mbappe juga bisa berkembang dengan pesat? Patut kita tunggu.
ESPN | L'EQUIPE | FRANCE FOOTBALL | SOCCERWAY