Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komikus Teguh Santosa sudah meninggal 15 tahun lalu. Namun karyanya masih dikenang. Keluarga Teguh akan memamerkan kembali komik-komik Teguh. Bahkan komik trilogi Sandhora akan diterbitkan kembali.
Pameran akan digelar pada Ahad, 24 Mei 2015, di Warung Juminten di Jalan Kahuripan 18, Kota Malang. “Selain kenduri budaya, juga selamatan penerbitan kembali komik trilogi Sandhora yang dibuat pada 1969,” ujar Dhani Valiandra, putra kedua Teguh Santosa, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 20 Mei 2015.
Preview Pameran Seni Komik Teguh Santosa merupakan langkah awal menuju Pameran Seni Komik Teguh Santosa, Restrospeksi 1965-2000 di Malang. Setelah karya komiknya dipamerkan di Singapura dan Jakarta, keluarga besar Teguh ingin menggelar pameran seni komiknya di Malang, kota kelahiran Teguh. Rumah komikus Teguh Santosa di Jalan Anjasmara 11 Kepanjen, pada tahun 80-an pernah menjadi sentra pasar komik Indonesia.
Dalam acara itu akan digelar pula pertemuan para murid, sahabat, dan pembaca setia komik Teguh Santosa.
Komik Sandhora merupakan trilogi roman sejarah karya Teguh Santosa yang paling populer. Bagian pertama, Sandhora, terbit pada 1969, terinspirasi film Angelique. Episode kedua berjudul Mat Roman (1971), dan episode penutupnya Mencari Mayat Mat Pelor (1974). Saat itu, Teguh membuat tokoh Sandhora dengan model istrinya, Sutjiati.
Menurut Seno Gumira Ajidarma, Teguh Santosa adalah komikus yang secara teknis paling sempurna di antara komikus seangkatannya. Teguh Santosa selain serius menggarap karya-karyanya dengan riset yang kaya. “Misalnya, dia bisa menggambarkan dengan tepat pistol dari masa Portugis,” kata wartawan yang memperoleh gelar doktor dengan disertasi tentang komik ini.
Selain itu, menurut Seno, Teguh punya pengetahuan tentang geopolitik yang memungkinkan dia menyisipkan gagasan tentang pembangunan terusan di Semenanjung Kra. Semenanjung ini merupakan daratan sempit yang menghubungkan Semenanjung Melayu dengan daratan Asia. “Teguh bukan komikus biasa,” ujarnya lagi.
DIAN YULIASTUTI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini