Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung -Ada yang istimewa pada pagelaran musik simfoni orkestra Bandung Philharmonic di Bandung akhir pekan lalu. Dalam pertunjukan itu, terselip sebuah lagu berjudul Rumble to the Past. Karya komposer Marisa Sharon Hartanto Utama itu untuk pertama kalinya dimainkan kelompok orkestra di Indonesia. Lagu tersebut memenangkan kompetisi komposisi nasional di Inggris, dan dimainkan BBC Concert Orchestra di Roundhouse London pada konser Baroque Remixed 2013.
Pada konser kedua kelompok simfoni orkestra Bandung Philharmonic bertajuk Heroes di Gedung Merdeka, Sabtu malam, 23 Aprl 2016, lagu tersebut dimainkan pada awal babak kedua. Berasal dari karya Henry Purcell berjudul Rondeau, Sharon menata ulang salah satu lagu orkestra terkenal di Inggris itu dengan komposisi unik.
“Kalau komposer lain seperti aslinya yang megah, saya bikin sebaliknya dengan pendekatan introvert,” kata Sharon kepada Tempo di sela-sela konser.
Menurutnya, komposisi lagu itu berangkat dari imajinasi perjalanan waktu yang mundur ke zaman musik barok. Tak seperti komposisi awalnya, Sharon hanya memakai delapan bar awal lagu, kemudian dipotong-potong. Per bagian potongan lagu itu ditempatkan acak, ditukar, atau diputar, sesuai teknik komposisi.
“Seperti suara bas di melodi awal, ada melodi yang dipanjang pendekkan, tanpa mengurangi atau menambahkan lagu aslinya,” kata konduktor simfoni orkestra Universitas Indonesia itu.
Hasilnya, dewan juri kompetisi menilai karyanya orisinil dan unik diantara karya tiga komposer pesaing. Menurut Sharon, lagu itu dibuatnya saat kuliah meraih gelar Master of Music di Royal Holloway University of London.
“Judul lagu bisa sama, komposer yang menentukan lagunya seperti apa. Jadi satu judul lagu orkestra bakal bisa lain sekali,” kata lulusan Farmasi Universitas Indonesia itu yang mendalami musik ini.
Salah seorang pembentuk Bandung Philharmonic, Airin Efferin mengatakan, karya Sharon dinilainya bagus sehingga layak ditampilkan pada konser kedua kelompok itu yang berdiri pada 2015. “Dia terharu karyanya bisa tampil di Tanah Air,” katanya. Konser bertajuk Heroes yang terkait dengan peringatan 61 Tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung itu juga memainkan Simfoni no.3 Op. 55 Eroica karya Ludwig van Beethoven, dengan prelude dari Die Meistersinger von Nurnberg.
ANWAR SISWADI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini