TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun tertatih, kata demi kata meluncur dari bibir Nunun Nurbaetie saat mengungkap hubungan persahabatannya dengan Miranda Swaray Goeltom. Senyum yang sempat disuguhkan Nunun untuk Miranda di awal sidang tak lagi muncul. Disertai sumpah, Nunun pun mengisahkan bagaimana di masa lalu, ia dan Miranda adalah karib yang kerap terlibat dalam kegiatan sosial yang sama.
"Saya sangat bersedih dengan penuturan Ibu selama ini yang menyatakan kenal saya sebatas pertemuan saja," ujar Nunun saat memberi tanggapan selaku terdakwa dalam sidang kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 9 April 2012.
Kesedihan dirasakan Nunun karena dalam sidang hari ini Miranda mengaku tidak kenal dekat dengannya. Dengan suara tercekat, istri bekas Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu pun mengutarakan kegundahannya lantaran tak dianggap Miranda sebagai sahabat.
Padahal, kata Nunun, beberapa tahun lalu mereka pernah terlibat dalam organisasi dan kelompok arisan yang sama. Bahkan, setiap Miranda menggelar gawe, Nunun dan Adang selalu diwanti-wanti untuk tak buru-buru pulang. Termasuk saat Miranda dilantik sebagai DGS BI pada 2004 silam. Itulah yang membuat Nunun heran jika hubungan keduanya ternyata tak berarti banyak di mata Miranda.
"Kalau saya tak salah ingat, saya adalah kawan yang Ibu undang saat dilantik menjadi deputi, yang waktu itu Gubernur BI-nya adalah Pak Burhanuddin Abdullah," ujar Nunun, dengan suara tercekat. "Saya ingat, saat itu saya berjumpa dengan Pak Burhanuddin."
"Reuni" Nunun dan Miranda hari ini adalah yang pertama sejak keduanya sama-sama menyandang status tersangka kasus yang sama. Nunun ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Februari 2011, sedangkan Miranda baru "menyusul" pada Januari 2012. Keduanya disebut terlibat suap cek pelawat ke sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004 yang diduga terkait kemenangan Miranda sebagai DGS BI saat itu.
Dalam beberapa kesempatan, Miranda kerap mengaku hubungan pertemanannya dengan Nunun tak spesial. Pun dalam sidang hari ini, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu mengaku hanya kenal Nunun dari berbagai acara sosial yang digelar para sosialita dan karena kebetulan putra keduanya sama-sama bersekolah di San Fransisco, Amerika Serikat.
Miranda juga membantah menjalin komunikasi intens dengan Nunun dalam pemilihan DGS BI 2004-2009 oleh DPR. Menurut Miranda, memang benar ia pernah meminta dukungan Nunun menjelang proses seleksi di Senayan. Namun, dukungan yang dia minta sebatas doa. "Dia (Nunun) bilang akan men-support," ujarnya.
Ihwal pertemuan yang digelar di kediaman Nunun di Cipete dan dihadiri tiga politikus Senayan saat itu, Hamka Yandhu, Paskah Suzetta, dan Endin J. Soefihara, juga disangkal Miranda. Ia mengklaim, beberapa kali kunjungannya ke Cipete tak ada yang menyoal pemilihan DGS BI, apalagi dihadiri Hamka dkk.
Pernyataan itulah yang memantik Nunun bersumpah di penghujung sidang. "Saya bersumpah, Ibu pernah menelepon dan meminta tolong untuk dipertemukan dengan kawan-kawan DPR di rumah saya. Demi Allah, Ibu kemudian datang bertemu rekan DPR, bicara langsung agar Ibu diloloskan fit and proper test DGS BI," kata Nunun.
Tak ada senyuman dan tak ada pula pembenaran Miranda menyikapi sumpah tersebut. Tanpa membalas tatapan Nunun, Miranda pun menyatakan pada hakim bahwa tidak ada satu pun keterangannya dalam sidang yang perlu diralat. "Saya tetap pada keterangan saya," ujarnya.
ISMA SAVITRI
Berita terkait
Miranda Tak Tahu Ihwal Cek Pelawat
Miranda Akui Berinisiatif Temui Anggota Dewan
Nunun: Miranda Datang ke Cipete Minta Menang
Dianggap Teman Biasa oleh Miranda, Nunun Kecewa
Miranda Akui Pertemuan dengan Dua Fraksi DPR
Selain Miranda, 4 Tokoh Ini Bersaksi untuk Nunun
Miranda Goeltom Bersaksi untuk Nunun Hari Ini
Miranda Menjadi Saksi Terakhir untuk Nunun
PDIP Bantah Mega Instruksikan Pilih Miranda