Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang mengalami obesitas disarankan melanjalankan olahraga untuk mengurangi penumpukan lemak berlebihan di tubuh. Sebab, penumpukan lemak ini bisa berbahaya bagi kesehatan, khusus bagi wanita bisa meningkatkan risiko sulit hamil.
Dokter spesialis gizi klinik Samuel Oetoro mengatakan, olahraga dapat membakar energi. Tapi tak semua jenis olahraga bisa dilakukan, pilih aktivitas fisik dengan intensitas rendah sampai sedang dan dilakukan secara rutin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Olahraga untuk obesitas jangan jalan apalagi joging,” kata Samuel pada live streaming membahas Gizi dan Sistem Reproduksi yang diadakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Alvin Setiawan di akun Instagram @alvino_georgie pada Sabtu, 11 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Samuel, joging memaksa lutut pengidap obesitas menanggung beban sangat berat. Secara alami lutut akan menanggung dua kali beban tubuh ketika berlari. Samuel mencontohkan, apabila pengidap obesitas memiliki berat badan 90 kilogram, maka saat berlari, lutut akan menanggung beban 180 kilogram.
“Lutut yang menanggung beban berlebih beresiko terkena osteoarthritis (radang sendi),” ujar Samuel.
Beberapa pilihan olahraga yang direkomendasikan oleh Samuel antara lain sepeda statis, sepeda outdoor, dan berenang. “Lebih aman berenang,” kata Samuel.
Selain itu, Samuel juga mengatakan, ada satu syarat yang harus dilakukan untuk menurunkan berat badan, yaitu berolahraga minimal 150 menit dalam satu minggu. “Olahraga 150 menit bisa bisa dibagi dalam beberapa hari, kalau empat hari, berarti 40 menit satu hari, kalau lima hari seminggu, berarti 30 menit tiap harinya,” kata dia.
MUHAMMAD AMINULLAH