Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

2016, Pemerintah Akan Bangun 1,7 Juta Sambungan Air Rumah

Pemerintah menargetkan pembangunan sistem penyediaan air minum untuk 1,7 juta sambungan rumah baru di 2016.

20 November 2015 | 13.31 WIB

Seorang anak meminum air dari keran di instalasi penyulingan air sungai di kawasan Bidara Cina, Jakarta, 15 September 2015. Alat penyulingan air tersebut dapat memasok 315 liter air per jam. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Perbesar
Seorang anak meminum air dari keran di instalasi penyulingan air sungai di kawasan Bidara Cina, Jakarta, 15 September 2015. Alat penyulingan air tersebut dapat memasok 315 liter air per jam. TEMPO/M Iqbal Ichsan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk 1,7 juta sambungan rumah (SR) baru di 2016.

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, target tersebut terdiri atas pembangunan SPAM Regional 167.300 sambungan rumah, SPAM Perkotaan 286.750 SR, SPAM Perdesaan 1.082.720 SR, dan SPAM Kawasan Khusus 178.780 SR.

Direktur Pengembangan SPAM Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir mengatakan target tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan seluruh masyarakat sudah dapat mengakses air minum, minimal melalui jaringan non-perpipaan yang terlindungi. Hingga akhir 2014, baru sekitar 70,05 persen masyarakat yang memperoleh akses aman air minum.

“Kami targetkan 60 persen akses air minum melalui jaringan perpipaan dan 40 persen melalui non-perpipaan terlindungi,” katanya, Jumat, 20 November 2015.

Upaya pembangunan SPAM baru merupakan bagian dari target 60 persen akses jaringan perpipaan. Hingga saat ini, akses melalui jaringan perpipaan masih kurang dari 30 persen.

Menurut Natsir, pada prinsipnya pemerintah ingin 100 persen akses air minum dapat melalui jaringan perpipaan. Akan tetapi, dalam lima tahun ke depan target tersebut masih sulit direalisasikan, terutama karena keterbatasan anggaran.

Untuk mencapai target 100 persen akses air minum aman, dengan 60 persen jaringan perpipaan dan 40 persen non-perpipaan terlindungi, dibutuhkan investasi sebesar Rp 253 triliun. Padahal, kemampuan pendanaan pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja negara hanya mampu mencukupi 28 persen dari total kebutuhan.

Untuk itu, pemerintah berupaya untuk mendorong dan mengefektifkan sumber dana non-APBN demi mencapai target tersebut.

“Bisa melalui KPS, dana hibah, atau dari sumber lain misalnya dari Perum Jasa Tirta, atau APBD provinsi dan kabupaten atau kota,” katanya.

BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saroh mutaya

Saroh mutaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus