Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Abdul Wachid meyetujui Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1444 H/2023 M per jemaah untuk jemaah haji reguler sebesar Rp 90.050.637,26 (Rp 90,05 juta).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka tersebut terdiri dari biaya yang dibayar langsung oleh jemaah sebesar Rp 49.812.700,26 (Rp 49,81 juta) dan biaya yang bersumber dari nilai manfaat keuangan haji sebesar Rp 40.237.937 (Rp 40,24 juta).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami menyetujui dan mendukung,” ujar Abdul Wachid dalam Rapat Kerja Komisi VIII dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Gedung DPR, Rabu malam, 15 Februari 2023.
Namun, dia memberikan beberapa catatan, salah satunya tentang tiket pesawat Garuda Indonesia. Abdul Wachid mengatakan Fraksi Gerindra berharap agar Garuda Indonesia bisa melakukan efisiensi soal tiket jemaah haji.
“Harga tiket Garuda yang diberikan kepada jemaah haji kami anggap masih cukup tinggi dibandingkan dengan tiket reguler. Yang ini kami harus kami sampaikan kepada pihak Garuda,” ucap dia.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk. Irfan Setiaputra sebelumnya menyebut telah menurunkan biaya penerbangan untuk jemaah haji dari yang sebelumnya Rp 33,4 juta menjadi Rp 32,7 juta (Rp 32.743.992). "Kami sudah menurunkan sekitar Rp 212.900 sehingga harga kami menjadi Rpp 32,7 juta," kata Irfan dalam rapat dengar pendapat, Selasa, 14 Februari 2023.
Irfan mengatakan, penurunan harga tersebut memang tidak telalu signifikan, karena ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. "Ada beberapa faktor pada waktu kami melakukan perhitungan, salah satu yang sangat penting adalah memang harga avtur," kata Irfan.
Bahkan, Irfan mengaku, harga avtur yang dihitung untuk melayani penerbangan ibadah haji 1444H/2023M menggunakan harga di bawah harga saat ini. "Kami menawarkan harga avtur di angka 93 sen, suatu harga yang sebenarnya di bawah harga saat ini dan tentu saja kami berharap selama musim Haji nanti harga avtur tidak meningkat lagi," kata Irfan.
Irfan melanjutkan, pertimbangan kedua adalah harga pesawat dan sewa pesawat sebagai armada tambahan. Harga pesawat yang disepakati menggunakan asumsi kurs Rp 15.150 per dolar AS dan Garuda menggunakan harga sewa pesawat sama dengan harga di tahun 2019 dengan asumsi kondisi normal.
"Jadi mohon pengertian, kami memang akan hanya mengambil 2,5 persen margin, ada risiko di kami, tapi kami akan coba me-manage secara maksimal mengenai harga avtur, harga sewa pesawat, maupun exchange rate," tambahnya.
MOH KHORY ALFARIZI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.