Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC) menjelaskan perkembangan konsorsium operasional dan perawatan (Operation and Maintenance Consortium/ OMC) Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB. General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan pengoperasioan kereta cepat membutuhkan sumber daya manusia dengan keterampilan spesifik dan penguasaan teknologi yang baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, hal ini sebagai bagian dari proses transfer teknologi dan pengetahuan. Apalagi, baru kali ini kereta cepat beroperasi di Indonesia. Pemerintah Indonesia dan Cina pun telah memiliki kesepakatan soal hal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesepakatan itu di antaranya adalah pada tahap awal pengoperasian dan perawatan kereta cepat akan dilakukan oleh Konsorsium dari perusahaan kedua negara yaitu China Railway Engineering Corporation dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT KAI.
“Adapun biaya untuk OMC kereta cepat, sudah disepakati dengan konsorsium tidak lebih dari Rp 1 trilyun per tahunnya. Adapun pada masa uji coba ini OMC sudah mulai menjalankan operasional kereta cepat,” ujar Eva melalui pesan pendek pada Jumat, 15 September 2023.
Namun, dia melanjutkan, PT KCIC sedang menyiapkan 1.100 orang tenaga lokal yang memiliki kualifikasi khusus dan pengalaman di bidang perekeretaapian. Pada tahap awal, telah diselesaikan pelatihan terkait pengoperasian dan perawatan sepur kilat yang terbagi menjadi beberapa tahap.
Hingga saat ini sudah terdapat dua tahap yang diikuti sebanyak 240 orang pekerja Indonesia di Politeknik Perkeretaapian Indonesia di Madiun. Pelatihan itu juga bekerja sama dengan beberapa perguruan tingga perkeretaapian Cina seperti Southwest Jiaotong University dan Tianjin Railway Vocational and Technical College.
“Saat ini para peserta pelatihan juga sudah mulai melakukan praktek langsung didampingi tenaga ahli dari Cina yang tergabung dalam konsorsium,” ucap Eva.
Pelatihan berikutnya pada tahap tiga akan diikuti sebanyak 249 personil berpengalaman, sehingga total akan ada 489 orang tenaga lokal. Sementara, pemenuhan total 1.100 ditargetkan selesai di bulan Desember 2023.
Selanjutnya: “Handover pengoperasian dan perawatan..."
“Handover pengoperasian dan perawatan tersebut dari konsorsium ke tenaga kerja lokal akan dilakukan secara bertahap dengan target waktu 1-2 tahun,” tutur Eva.
Sebelumnya, sumber Tempo yang mengetahui proyek tersebut menjelaskan soal konsorsium operasional dan perawatan kereta cepat yang mengatakan proses negosiasinya belum selesai. Sumber tersebut menyebutkan hingga 29 Agustus 2023 lalu, masih ada beberapa hal yang belum disepakati, antara lain soal tata cara pembayaran, penetapan key performance indicator (KPI), biaya, juga kepastian waktu beserta ketersediaan personel untuk proses transfer of knowloedge.
Soal biaya yang belum mencapai kesepakatan tersebut, menurut sumber yang sama, biaya yang ditawarkan antara China Railway Engineering Corporation dan PT KAI sangat berbeda jauh. Pihak Cina penawarannya di angka sekitar Rp 1,8 triliun sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sedangkan nilai penawaran dari PT KAI Rp 52 miliar.
Namun, hal itu juga dibantah oleh Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi alias Edo. “Ini sudah jalan (konsorsium operasional dan perawatan KCJB). Sudah deal semuanya, sudah jalan,” ujar dia di Stasiun Halim, Jakarta Timur, pada Rabu, 13 September 2023.
Edo menjelaskan bahwa kereta cepat itu hadir dengan teknologi pertama di Indonesia, dan 100 persen berasal dari Cina. Sehingga, dia berujar, wajar jika pertama kali operasionalnya diserahkan kepada pihak Cina, dalam hal ini China Railway Engineering Corporation.
Namun, secara bertahap, KCIC juga siapkan sumber daya manusia yang nantinya akan menggantikan pekerja dari perusahaan asal Cina itu. “Nanti akan satu banding satu, SDM kita sekarang sebagian sudah training. Sekarang lagi magang kerja. Jadi mereka sekarang OCC, teknisi KA, EMU driver satu banding satu,” kata dia.