Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ekspor ke Filipina Manfaatkan Jalur Bitung-Davao  

Pemerintah menargetkan peningkatan ekspor ke Filipina sebesar
11,22 persen, dari US$ 5,26 miliar pada 2016 menjadi US$ 5,8 miliar tahun ini.

18 Agustus 2017 | 07.51 WIB

Ilustrasi rumput laut. ANTARA/Saiful Bahri
Perbesar
Ilustrasi rumput laut. ANTARA/Saiful Bahri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan semakin intensif membuka peluang peningkatan ekspor ke Filipina melalui jalur laut, dari Bitung, Sulawesi Utara, ke Davao dan General Santos di Filipina. Jalur laut itu dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, 30 April lalu. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda Imbang Jaya menargetkan peningkatan ekspor ke Filipina sebesar 11,22 persen, dari US$ 5,26 miliar pada 2016 menjadi US$ 5,8 miliar tahun ini. Dia berharap rute Bitung–Davao dapat menjadi alternatif perjalanan yang lebih singkat untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Filipina. 

“Rute ini memberikan manfaat dalam mendorong rantai pasokan, merangsang pembangunan infrastruktur daerah, meningkatkan sektor pariwisata, hingga meningkatkan investasi,” kata Arlinda, seperti dikutip dari situs Kementerian Perdagangan, Kamis, 17 Agustus 2017.

Menurut Arlinda, bila rute Davao-General Santos-Bitung dapat berjalan dengan baik, Indonesia mempunyai keuntungan tambahan berupa pengurangan jarak berlayar serta waktu pengiriman. Indonesia adalah mitra dagang sangat penting bagi Pulau Mindanao karena menjadi pemasok keempat terbesar. 

Sepanjang 2011-2015, angka impor Pulau Mindanao dari Indonesia meningkat rata-rata 10,8 persen per tahun. Arlinda mengatakan potensi ekspor ke kawasan itu antara lain rumput laut, minyak goreng, tepung terigu, bulir jagung, kopi, semen Portland, tuna beku, lemak, dan minyak hewani atau nabati, bahan bangunan, serta pupuk. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2012-2016 tumbuh 6,24 persen. Nilai ekspor nonmigas pada 2016 sebesar US$ 5,26 miliar, naik dari 2015 yang mencapai US$ 3,92 miliar. Impor nonmigas pada 2016 dari Filipina sebesar US$ 820 juta, sehingga Indonesia mengalami surplus US$ 4,44 miliar. Barang yang diimpor dari Filipina antara lain tembaga, polypropylene, komponen kendaraan bermotor, dan barang elektronik.

FERY F.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan

Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus