Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

JK: Tiket Pesawat Dipaksa Terus Murah, Maskapai Bisa Bangkrut

JK memperkirakan maskapai penerbangan bisa gulung tikar jika mempertahankan tiket pesawat murah.

22 Februari 2019 | 11.58 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pidato saat penutupan Tanwir Muhammadiyah di Balai Semarak Bengkulu, Minggu 17 Februari 2019. ANTARA FOTO/David Muharmansyah/nz
Perbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pidato saat penutupan Tanwir Muhammadiyah di Balai Semarak Bengkulu, Minggu 17 Februari 2019. ANTARA FOTO/David Muharmansyah/nz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Padang - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memperkirakan maskapai penerbangan bisa gulung tikar jika mempertahankan tiket pesawat murah karena tidak bisa menutup biaya operasional penerbangan. Oleh sebab itu, JK menyebutkan perlunya ada keseimbangan antara daya beli masyarakat dan keuntungan maskapai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Artinya tidak memberatkan masyarakat tetapi juga bisa menghidupi maskapai," kata JK ketika menjawab pertanyaan sejumlah gubernur yang mengikuti Rapat Kerja nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Padang, Sumatera Barat, Kamis, 21 Februari 2019.

JK mengatakan penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) sebelumnya terbukti lebih banyak membuat maskapai bangkrut dari pada tumbuh, sebut saja Mandala, Batavia Air, Adam Air, dan masih banyak lainnya. Beberapa maskapai lain sekarang juga telah bergabung dan berada dalam dua grup saja yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air Group.

Menurut JK, jika maskapai penerbangan dipaksa terus untuk menjual tiket pesawat murah, hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan pertama, dua maskapai yang tersisa bakal bangkrut. Kedua, maskapai yang melayani penerbangan di Indonesia tidak akan ada lagi. Kedua kemungkinan itu hanya akan memicu lebih tingginya harga tiket daripada yang berlaku saat ini.

Pemerintah selama ini, kata JK, telah berupaya untuk menciptakan keseimbangan antara daya beli masyarakat dengan keuntungan maskapai. PT Garuda Indonesia Tbk. misalnya, bahkan telah menurunkan tarif hingga 20 persen. Namun, belum maksimal menurunkan tarif hingga "normal" seperti sedia kala.

Persoalan tingginya harga tiket sebelumnya menjadi keluhan masyarakat secara nasional yang direpresentasikan oleh sebagian gubernur pada Rakernas APPSI 2019. Sektor pariwisata disebut menjadi yang paling keras menerima imbas dari kebijakan tiket mahal itu.

Kementerian Perhubungan memastikan tarif yang ditetapkan oleh maskapai itu masih dalam batas atas sesuai aturan yang ada. Rakernas APPSI di Padang 20 - 22 Februari 2019 dihadiri oleh gubernur se-Indonesia atau yang mewakili. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menyatakan bakal memantau maskapai penerbangan agar turut mengikuti keputusan Garuda Indonesia untuk menurunkan harga tiket pesawat itu. "Untuk maskapai lain insyallah juga akan turun," ujar Budi Karya saat ditemui di Kantor LKPP, Jakarta Selatan, Jumat 15 Februari 2019. 

Budi Karya menyebutkan jika tidak ikut menurunkan harga tiket pesawat maka maskapai sendiri yang akan rugi. "Kalau tarif tidak diturunkan enggak laku," ujarnya. Ia juga mengutarakan telah mengecek harga tiket pesawat di sejumlah aplikasi layanan penjualan tiket pesawat dan harganya masih mahal termasuk tiket pesawat Garuda Indonesia.  

Lebih jauh Budi Karya mengatakan akan menghubungi pihak Garuda agar segera menindaklanjuti tiket pesawat yang masih mahal tersebut. "Garuda harus cepat dan konsisten," ujarnya.

ANTARA | TAUFIQ SIDDIQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus