Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo angkat bicara menanggapi masih ramainya sebagian kalangan yang mempersoalkan besarnya dana yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menyelenggarakan pertemuan tahunan IMF - World Bank 2018. Tak hanya itu, ia juga membandingkan biaya yang harus dikeluarkan pemerintah dalam menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu saya hitung. Sekadar membandingkan biaya penyelenggaraan KTT APEC 2013 vs Annual Meeting IMF 2018. Monggo dicerna dan dikritisi," kata Prastowo cuitan lewat akun Twitter-nya @prastow hari ini, Rabu, 10 Oktober 2018.
Dalam cuitannya, Prastowo melampirkan sebuah infografik yang menjelaskan penyelenggaraan KTT APEC 2013 memiliki pagu anggaran sekitar Rp 364 miliar dengan waktu pelaksanaan dua hari atau 5-7 Oktober 2013. Dalam acara itu ada 21 negara yang berpartisipasi dengan total peserta 8.379 orang.
Adapun biaya per negara untuk acara KTT APEC 2013 sebesar Rp 17 miliar. Adapun biaya per hari sekitar Rp 182 miliar dan biaya per peserta per hari sebesar sekitar Rp 21 juta. Adapun KTT APEC 2013 berlangsung ketika Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menjabat sebagai Presiden RI.
Sedangkan pada pertemuan IMF - World Bank 2018 memiliki pagu anggaran sekitar Rp 855 miliar dengan waktu pelaksanaan tujuh hari, yakni mulai 8 hingga 14 Oktober 2018. Sedangkan jumlah negara yang berpartisipasi sebanyak 189 dengan total peserta 19.800 orang.
Sementara, kata Prastowo, dalam acara IMF - World Bank itu, biaya per negara sebesar Rp sekitar Rp 4 miliar. Adapun biaya per hari sekitar Rp 142 miliar dan biaya per peserta per hari sebesar sekitar Rp 7 juta. Adapun perhelatan akbar ini berlangsung ketika Joko Widodo atau Jokowi menjabat sebagai Presiden RI.
Cuitan Prastowo itu telah di-retweet sebanyak 153 kali dan mendapat klik like oleh 124 orang. Adapun yang berkomentar atas cuitan tersebut sebanyak 29 orang.
Sebelumnya Koordinator Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan pertemuan tahunan IMF - World Bank memprihatinkan dan memalukan. Alasannya, pertemuan itu diselenggarakan pemerintah Indonesia saat masyarakatnya tengah berduka akibat bencana di berbagai daerah.
"Kenduri mewah ini sangat memprihatinkan bagi koalisi dan memalukan. Kenapa? Karena di tengah bencana justru kemudian kita berpesta pora di Bali," kata Dahnil di kediaman Prabowo pada Jumat, 5 Oktober 2018.
Dahnil mengatakan anggaran yang kurang lebih mencapai Rp 1 triliun untuk pertemuan IMF - World Bank ini dinilai terlalu besar. Menurut dia, anggaran yang dikeluarkan pemerintah Indonesia lebih besar daripada anggaran yang dikeluarkan negara-negara lainnya untuk acara yang sama."Tidak elok tentunya bagi masyarakat yang sedang berkesusahan di daerah-daerah bencana. Pun demikian dengan masyarakat yang sekarang sedang kesusahan secara ekonomi," kata Dahnil.
RYAN DWIKI