Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Papua, Henry Simatupang, mengatakan bahwa hingga kini auditor BPK masih mendapat teror saat memeriksa di pedalaman Papua, terutama di daerah pegunungan. Namun, ia mengakui, gangguan keamanan di kawasan pegunungan semacam ini sudah jauh berkurang dibanding beberapa tahun yang lalu.
“Aksi teror terjadi walaupun tidak secara langsung kepada auditor namun diduga untuk mengganggu pemeriksaan yang sedang dilakukan,” kata Henry kepada Antara di Jayapura, Selasa 6 Agustus 2019.
Karena sudah sering mendapat teror saat mengaudit, tutur Henry, pihaknya selalu waspada dan bekerja sama dengan aparat keamanan. Sehingga, auditor BPK selalu mendapat pengawalan saat bertugas di daerah tersebut.
"Puji syukur pemeriksaan dan pengecekan fisik di lapangan dapat dilakukan hingga tuntas," kata Simatupang. Ia menambahkan, pengecekan fisik bisa dilakukan dimana saja tergantung apa yang mau dicek.
Dalam melakukan audit, BPK Papua semaksimal mungkin melakukan pemeriksaan dan pengecekan dengan menghindari daerah yang masuk kategori rawan. Henry mencontohkan, beberapa waktu lalu saat melakukan pemeriksaan di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya Intan terjadi kebakaran sehingga anggotanya dipulangkan dan melanjutkan pemeriksaan di Nabire. “Selama ini pemeriksaan tetap dapat dilaksanakan walaupun ada gangguan,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika ditanya tentang penyerahan laporan hasil pemeriksaan keuangan (LHP), Henry mengaku, dari 29 kabupaten dan kota serta provinsi yang belum menerima LHP adalah Kabupaten Nduga karena baru diserahkan ke BPK bulan Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan keuangan dari Kabupaten Nduga masih diperiksa auditor BPK dan dijadwalkan pertengahan Agustus mendatang, kata Henry Simatupang.
ANTARA