Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri mengumumkan bahwa Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap 13 tersangka teroris di wilayah Aceh. Dari 13 tersangka itu, 11 di antaranya merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan dua orang jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Densus 88 Polri melakukan penegakan hukum sebagai upaya pencegahan tindak pidana terorisme terhadap dua kelompok terorisme, JI 11 orang dan JAD 2 orang pada 22 Juli 2022 di Provinsi Aceh,” kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Jumat, 22 Juli 2022.
Sejarah Densus 88
Densus 88 atau Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia telah dikenal masyarakat Tanah Air kiprahnya dalam menangani berbagai kasus terorisme, mulai dari kasus bom bali pada 2005, bom JW Marriot, hingga penggerebekan kelompok teroris Jawa Tengah pada 2007.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Densus 88 resmi dibentuk pada 26 Agustus 2004 oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Inspektur Jenderal Firman Gani. Satuan yang awalnya beranggotakan 75 orang tersebut kala itu dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi(AKBP) Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara. Tito kemudian menjadi Kapolri dan saat ini ditunjuk sebagai Menteri PAN-RB ad interim oleh Presiden Jokowi.
Pembentukan Densus 88 bermula dari Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2002 mengenai Tindak Pidana Terorisme untuk menangani banyaknya kasus ntite bom. Instruksi ini kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya paket Kebijakan Nasional terhadap pemberantasan Terorisme dalam Peraturan Pengganti Undang-Undang No. 1 dan 2 Tahun 2002.
Densus 88 ini dirancang sebagai unit antiterorisme yang memiliki keahlian dalam mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Densus 88 yang berpusat di Mabes Polri diperkirakan memiliki 400 personel yang terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak/penjinak bom, dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.
Meskipun berpusat di Mabes Polri, pada masing-masing Kepolisian Daerah memiliki unit antiterror yang beranggotakan 45-75 orang, tapi dengan fasilitas dan kemampuan yang lebih terbatas.
Selain Densus 88, Unit antiteror di Indonesia yang dimiliki Indonesia meliputi
- Detasemen C Gegana Brimob,
- Detasemen Penanggulangan Teror (Dengultor) TNI AD alias Grup 5 Anti Teror,
- Detasemen 81 Kopasus TNI AD (Kopasus sendiri sebagai pasukan khusus juga memiliki kemampuan ntiterror),
- Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir TNI AL,
- Detasemen Bravo 90 (Denbravo) TNI AU, serta
- Satuan Antiteror BIN.
Prestasi Densus 88 Antiteror
1. Serangan Bom JW Marriot
Pada Agustus 2003, serangan bom mobil terjadi di Hotel J.W. Marriot, yang merupakan hotel milik jaringan Amerika Serikat. Sebanyak 13 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Kemudian dalam hitungan pekan, jaringan pengebom hotel mewah tersebut dapat dibongkar, dan ditangkap
2. Bom Kedubes Australia
Saat persidangan pelaku bom Hotel JW Marriot belum juga usai, pada 9 September 2004 Jakarta dikejutkan dengan ledakan bom mobil berkekuatan besar di depan Kedutaan Besar Australia, Jl. Rasuna Said, Kuningan.
Peledakan bom ini menewaskan puluhan orang yang tidak terkait dengan kedutaan besar tersebut. Dalam kurun waktu satu bulan, Densus 88 bersama Australia Federal Police berhasil membongkar kasus tersebut, dan menangkap para pelakunya yang diganjar dengan penjara belasan tahun dan hukuman mati.
3. Penangkapan Nurdin M. Top
Prestasi lain dari Densus 88 adalah perannya dalam menangkap teroris paling dicari tanah air tersebut. Pada April 2006, penggerebekan dilakukan Densus 88 di Dusun Binangun, Wonosobo, Jawa Tengah. Noordin dapat meloloskan diri dari kejaran personil Densus 88. Pada penyergapan yang disertai dengan tembak-menembak tersebut, Densus 88 berhasil menangkap dua orang dan menembak mati dua tersangka lainnya.
4. Penangkapan 13 teroris di Aceh
Dan, yang terbaru, pada 22 Juli 2022 lalu Mabes Polri mengumumkan bahwa Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap 13 tersangka teroris di wilayah Aceh. Dari 13 tersangka itu, 11 di antaranya merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan dua orang jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Densus 88 Saat ini
Tahun lalu, Densus 88 diterpa isu negatif terkait inisiatif pembubarannya dari politisi yang juga mantan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Fadli beranggapan bahwa terdapat Islamofobia pada tubuh Densus 88, serta menjadikan terorisme sebagai komoditas. Hal tersebut mendapat tanggapan dari Kadensus 88, Irjen Martinus Hukom. Ia berterima kasih atas adanya koreksi dan akan meneruskan kinerja Densus 88.
Kiprah Densus 88 masih sering terdengar dalam penanganan berbagai kasus yang ditengarai bersinggungan dengan aspek terorisme saat ini. Beberapa pemberitaan terbaru dari Densus 88 belakangan ini seperti penangkapan mahasiswa UB terkait dugaan keterlibatan dengan ISIS, penangkapan anggota Majelis Fatwa MUI, serta yang terbaru yakni penangkapan 13 teroris di Aceh pada 22 Juli 2022.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.