Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bali - Denise Payne, perempuan yang membantu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran membuka kelas seni di LP Krobokan, mengaku belum mengubah apa pun dari kelas seni itu. Tujuannya, untuk mengenang dua terpidana mati anggota Bali Nine yang telah dipindahkan ke LP Nusakambangan awal Maret lalu tersebut.
"Di kelas lukis, misalnya, meja Myuran sama sekali belum dipindah," ujar Denise, sebagaimana dikutip dari situs berita Australia, News.com, Senin, 23 Maret 2015.
Tak hanya meja yang belum berubah dari kelas lukis bentukan Myuran. Menurut Denise, posisi lukisan-lukisan Myuran pun tak berubah, masih diurutkan berdasarkan kemauan Myuran.
Di LP Krobokan, Myuran terkenal suka menata lukisannya berdasarkan karakter warnanya. Menurut dia, hal itu membuat lukisan terlihat menarik. Selain itu, dia suka menata kombinasi warna cat yang akan dipakai.
"Hal-hal itu membuat saya dan tahanan lain terdiam sejenak dan saling berpandangan ketika mengunjungi kelas lukis," ucap Denise.
Denise menuturkan kelas lukis Myuran akan terus dikenang para tahanan LP Krobokan. Kelas tersebut, kata dia, membantu para tahanan kembali menemukan jalan hidup mereka.
Andrew dan Myuran adalah terpidana mati yang masuk dalam daftar eksekusi mati gelombang kedua. Mereka tertangkap di Bali dengan barang bukti heroin yang akan diselundupkan ke Australia pada 2005 bersama tujuh kawannya dalam sindikat narkotik Bali Nine. Keduanya divonis mati pada 2006.
Kejaksaan Agung selaku eksekutor belum menentukan waktu eksekusi mereka. Hal itu, menurut Jaksa Agung Prasetyo, bergantung pada penyelesaian aspek hukum terpidana mati gelombang kedua lainnya.
ISTMAN M.P. | NEWS.COM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini