Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Kasus Akseyna dan Misteri Kejanggalan Tulisan dalam Surat  

Sejak Selasa, 5 Mei 2015, penyidik Polres Depok menggandeng grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation untuk menganalisis tulisan Akseyna.

7 Mei 2015 | 08.20 WIB

Akseyna Ahad Dori. Facebook.com
Perbesar
Akseyna Ahad Dori. Facebook.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Depok -- Kepolisian Resor Kota Depok hingga kini belum bisa menyimpulkan keotentikan tulisan tangan, Akseyna Ahad Dori, yang ditemukan tewas di Danau Kenanga UI, 26 Maret 2015.

Padahal, sejak Selasa, 5 Mei 2015, penyidik Polres Depok telah menggandeng grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi, untuk menganalisis keotentikan tulisan Ace yang berbunyi "Will not return for eternity please don't search for existence my apologies for everything" dengan tulisan lain dari anak dari Kolonel Sus Mardoto itu.

"Kami belum bisa menyimpulkan kasus ini dari tulisannya," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho, Rabu, 6 Mei 2015 malam.

Deborah dipanggil penyidik Polres Depok dalam kasus ini lantaran pernah mencurigai bahwa Ace tewas dibunuh ketika melihat kejanggalan tulisan tangan terakhir Ace yang ditemukan dalam kosannya di Wisma Widya, Kukusan Beji, Depok.

Bahkan, Deborah juga pernah mencuit di akun Twitter atas kejanggalan kematian Ace. Pada 19 April 2015, Deborah menulis, "Dari hasil analisis tulisan tangannya, saya semakin ragu Akseyna bunuh diri," melalui akun Twitter @deborahdewi. Ia meragukan keotentikan tulisan tangan itu ditulis dengan tangan Ace sendiri.

Hal pertama yang menjadi sorotan Deborah adalah arah kemiringan tulisan dalam surat wasiat vertikal, sedangkan kemiringan tulisan asli Akseyna diagonal ke arah kanan. Kemiringan juga ditemukan pada tanda tangan Ace.

Selain itu, Deborah juga menyoroti gaya penulisan huruf "g" pada kedua tulisan. Ia melingkari setiap huruf "g" yang ada pada surat wasiat itu. Huruf tersebut berbeda dengan yang ditulis dalam biodata. Sebab, Ace memiliki gaya tulisan khas dalam menuliskan huruf "g". Huruf tersebut memiliki dua garis mengulang di dekat kepala huruf.

Teguh meminta semua pihak menunggu hasil penyidikan kepolisian atas kematian Ace. "Kami sudah prioritaskan kasus ini. Setiap hari kami bekerja," ia menjelaskan

Penyidik, kata dia, telah memberikan tulisan Ace sepuluh bulan terakhir untuk diteliti kepada Deborah. Namun kasus ini memang masih sulit untuk disimpulkan.

IMAM HAMDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MC Nieke Indrietta Baiduri

MC Nieke Indrietta Baiduri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus