Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terduga teroris Cilincing, Muhammad Arshad, 21 tahun yang ditangkap Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri di Kamplingan Tipar Timur RT 03 RW 04, Cilincing, Jakarta Utara diketahui merakit bom dengan daya ledak tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jenis bom adalah TATP (triaseton triperoksida) dan biasanya itu yang kecil saja sudah berdaya ledak tinggi," kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto di Jakarta, Senin, 23 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Budhi, jenis bahan peledak yang digunakan dalam bom tersebut disebut juga "biang setan" yang digunakan petempur Palestina. Jenis ini sangat mudah meledak dengan sundutan rokok, korek api, atau panas tinggi. Daya ledaknya hingga mencapai 300 meter.
Budhi menyebut daya ledak bom terduga teroris itu cukup besar. Hal itu terlihat saat petugas kepolisian melakukan pemusnahan bom dengan cara diledakkan. "Sebagaimana ditemukan di TKP ada H2O2, kemudian ada bahan peledak lain yang tentunya kami ledakkan hampir semuanya bahan mentah," kata dia.
Dalam kondisi kosong, bom tersebut dapat meledak di sekitarnya, baik manusia maupun benda beradius 50 meter. "Kalau melalui media atau barang lain, daya ledaknya bisa lebih jauh lagi, karena bisa menghantarkan atau berbenturan dengan media lain yang mereka temukan atau hantarkan," ujar Budhi.
Arshad yang ditangkap oleh Densus 88 pada Senin siang itu diketahui merupakan jaringan Jamaah Ansarut Daulah atau JAD. Dari keterangan keluarga, terduga teroris Cilincing itu bersikap pendiam dan rutin mengikuti pengajian ke Bekasi.