Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Gaza - Empat wanita Palestina ini menjadi pusat perhatian di Jalur Gaza akhir pekan lalu karena keberanian mereka bersepeda mengitari wilayah yang dikuasai oleh Hamas sejak 2007.
Jika di berbagai negara wanita bersepeda merupakan hal biasa, di Gaza itu menjadi buah bibir. Ada yang mendukung, dan ada pula yang menentangnya karena dianggap melanggar nilai-nilai Islam.
Tak peduli dengan cibiran, Amneh Suleiman, Assalah Abu Sharkh, Nour Sleibi, dan Sarah Sleibi menikmati perjalanan mereka dengan bersepeda.
Ternyata banyak juga yang mendukung dan mengagumi empat perempuan ini mengendarai sepeda di jalan terbuka.
"Bagi mereka, hal itu bertentangan dengan tradisi kami. Namun tak ada dalam agama kami mencegahnya," kata Amneh Suleiman yang mengenakan pakaian olahraga warna hitam dan topi dengan warna senada.
Sleibi, teman Suleiman, menganggap bersepeda sebagai olahraga dan lari dari rutinitas kerja yang melelahkan sehari-hari.
Bukan tanpa maksud keempatnya bersepeda bersama-sama. Mereka ternyata membawa pesan khusus dengan mengendarai sepeda bersama-sama.
"Berbagai larangan itu harus hilang, dan saya berusaha mengirim pesan ini. Perempuan berperan aktif di masyarakat dan berhak atas kebebasannya," ujar Suleiman.
Perempuan kelahiran Suriah yang pindah ke Gaza tahun 1994 itu menikmati kebebasannya bersepeda sejak Desember lalu. Belakangan tiga temannya ikut bergabung bersepeda bersama. Mereka mengenakan legging, jaket, dan baju olahraga.
"Kami katakan kepada diri kami: Saat kita kecil, kita suka mengendarai sepeda. Kenapa sekarang tidak?"
Mereka kemudian mengunggah dua foto aktivitas bersepeda mereka di jalur Gaza ke Facebook. Suleiman kaget karena mendapat 40 komentar. "Kebanyakan memuji, dan hanya empat yang mengejek," kata Suleiman.
TIMES OF ISRAEL | YON DEMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini