Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - John Shipton, ayah Julian Assange, angkat bicara atas sikap pemerintah Ekuador terhadap putranya. Shipton, 74 tahun, menduga Ekuador telah 'menjual' Assange agar negara itu mendapatkan uang pinjaman dari lembaga Dana Moneter Internasional atau IMF.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ekuador tidak punya mata uang sendiri. Negara itu menggunakan US$. Anda tidak bisa mendapatkan pinjaman dari IMF kecuali Amerika Serikat menyetujuinya dan persetujuan itu baru diberikan jika Assange dikeluarkan dari kantor Kedutaan Besar Ekuador di London," kata Shipton, seperti dikutip dari rt.com, Senin, 29 April 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada akhir Februari 2019, Ekuador mendapatkan dana bantuan US$ 4,2 miliar atau Rp 59,5 triliun dari IMF untuk menyelamatkan negara itu dari krisis ekonomi. Kesepakatan itu baru bisa diberikan jika para dewan eksekutif IMF yang bermarkas di Washington menyetujui.
Kurang dari dua bulan setelah kesepakatan pinjaman itu disetujui, Presiden Ekuador Lenin Moreno mencabut suaka politik yang diberikan kepada Assange. Atas keputusan itu, pendiri media bernama WikiLeaks, ditahan oleh kepolisian Inggris.
WikiLeaks founder Julian Assange is seen in a police van after was arrested by British police outside the Ecuadorian embassy in London, Britain, April 11, 2019. REUTERS/Henry Nicholls
Assange berlindung ke kantor Kedutaan Ekuador di ibu kota London, Inggris, selama 7 tahun. Dia berada di sana selama itu karena takut di ekstradisi ke Amerika Serikat setelah dia mempublikasi bukti-bukti kejahatan perang Amerika Serikat dan hal lain yang dibocorkan oleh WikiLeaks.
"Saya ini berumur 74 tahun dan lihatlah putra saya. Dia, 47 tahun, tapi penampilannya setua saya," kata Shipton, menggambarkan beratnya tekanan yang diberikan pada Assange.
Shipton saat ini sangat waswas kalau putranya akan di deportasi oleh Inggris ke Amerika Serikat secara resmi. Amerika Serikat diduga sangat ingin menyidangkan kasus Assange dengan tuduhan telah melakukan konspirasi dengan mantan tentara Angkatan Darat Amerika Serikat, Chelsea Manning yang pada 2010 menyerahkan pada Assange ribuan dokumen militer Amerika Serikat.
Shipton mengatakan Amerika Serikat telah bertekad menghancurkan hidup putranya untuk alasan apapun. Negara itu ingin menunjukkan kalau para whistleblowers akan dihancurkan. Shipton pun menampik tuduhan kalau Assange pernah bekerja untuk Moskow.