Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Erdogan Tolak Dukung Finlandia dan Swedia Masuk NATO karena Sarang Teroris

Presiden Erdogan menolak mendukung Finlandia dan Swedia masuk NATO karena negara Skandinavia itu dinilainya sarang teroris musuh Turki

13 Mei 2022 | 22.45 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota parlemen dari Partai AK (AKP) yang berkuasa selama pertemuan di parlemen Turki di Ankara, Turki, 10 Februari 2021. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]
Perbesar
Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota parlemen dari Partai AK (AKP) yang berkuasa selama pertemuan di parlemen Turki di Ankara, Turki, 10 Februari 2021. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Turki yang merupakan anggota NATO untuk mendukung rencana Swedia dan Finlandia bergabung dalam pakta tersebut mengingat bahwa negara-negara Nordik adalah "rumah bagi banyak organisasi teroris".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Meskipun Turki telah secara resmi mendukung perluasan NATO sejak bergabung dengan aliansi yang dipimpin AS 70 tahun lalu, penentangannya dapat menimbulkan masalah bagi Swedia dan Finlandia mengingat anggota baru memerlukan kesepakatan dengan suara bulat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Turki berulang kali mengecam Swedia dan negara-negara Eropa Barat lainnya karena penanganan terhadap organisasi yang dianggap teroris oleh Ankara, termasuk kelompok militan Kurdi PKK dan YPG, dan pengikut ulama Islam Fethullah Gulen yang berbasis di AS.

Ankara mengatakan Gulenists melakukan upaya kudeta pada 2016. Gulen dan pendukungnya menyangkal tuduhan itu.

Rencana Finlandia untuk mengajukan keanggotaan NATO, diumumkan Kamis, dan diperkirakan akan diikuti Swedia, sehingga membawa perluasan aliansi militer Barat yang ingin dicegah oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dengan meluncurkan invasi ke Ukraina.

"Kami mengikuti perkembangan mengenai Swedia dan Finlandia, tetapi kami tidak memiliki pandangan positif," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul, Jumat, 13 Mei 2022, dan menambahkan bahwa NATO telah menerima Yunani sebagai anggota di masa lalu.

“Turki tidak ingin mengulangi kesalahan serupa. Terlebih lagi, negara-negara Skandinavia adalah rumah bagi organisasi teroris,” kata Erdogan, tanpa memberikan rincian.

"Mereka bahkan menjadi anggota parlemen di beberapa negara. Tidak mungkin kami mendukung," katanya.

Berikutnya: Finlandia akan bersabar 

Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto mengatakan akan bersabar dan menyerukan pendekatan langkah demi langkah dalam menanggapi perlawanan Turki.  Dia juga mengatakan akan bertemu Menlu Turki di Berlin pada hari Sabtu.

Sementara itu, Swedia mengatakan tetap yakin dapat memperoleh dukungan bulat untuk masuk NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Finlandia akan "disambut hangat" dan menjanjikan proses aksesi yang "lancar dan cepat", yang juga didukung oleh Washington.

Aaron Stein, direktur penelitian di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri, mengatakan di Twitter sehubungan dengan oposisi Turki. "Elit keamanan nasional Turki memandang Finlandia dan Swedia sebagai semi-bermusuhan, mengingat kehadiran PKK dan Gulenis. Ini akan membutuhkan waktu untuk mendapatkan jalan keluar."

NATO menyatakan bahwa keanggotaan terbuka untuk setiap "negara Eropa dalam posisi untuk memajukan prinsip-prinsip Pakta dan untuk berkontribusi pada keamanan wilayah Atlantik Utara".

Finlandia dan Swedia sudah menjadi mitra terdekat NATO, menghadiri banyak pertemuan, mendapatkan pengarahan secara teratur tentang situasi di Ukraina dan mengambil bagian dalam latihan militer reguler dengan sekutu NATO. Sebagian besar peralatan militer mereka dapat dioperasikan dengan sekutu NATO.

Namun, mereka tidak dapat mengambil manfaat dari klausul pertahanan kolektif NATO - bahwa serangan terhadap satu sekutu adalah serangan terhadap semua - sampai mereka bergabung dengan aliansi.

Moskow pada hari Kamis menyebut pengumuman Finlandia bermusuhan dan mengancam akan melakukan pembalasan, termasuk langkah-langkah "teknis militer" yang tidak ditentukan.

Turki telah mengkritik invasi Rusia, mengirim drone bersenjata ke Ukraina dan berusaha memfasilitasi pembicaraan damai antara kedua pihak. Tapi mereka tidak mendukung sanksi Barat terhadap Moskow dan berusaha untuk mempertahankan hubungan perdagangan, energi dan pariwisata yang erat dengan Rusia.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus