Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Infeksi Harian COVID-19 Melonjak, Scott Morrison Enggan Australia Lockdown Lagi

Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta negara bagian agar tidak memberlakukan lockdown ketika infeksi harian negara itu pada level tertinggi

21 Desember 2021 | 17.00 WIB

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Admiralty House di Sydney, Australia, 28 Februari 2020. [REUTERS / Loren Elliott / File Foto]
Perbesar
Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Admiralty House di Sydney, Australia, 28 Februari 2020. [REUTERS / Loren Elliott / File Foto]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta negara bagian agar tidak kembali menutup kehidupan masyarakat dengan lockdown COVID-19 ketika infeksi harian di negara itu melonjak ke level tertinggi pandemi baru pada Selasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kasus COVID-19 telah memecahkan rekor selama beberapa hari terakhir. Lonjakan dipicu oleh varian Omicron yang lebih menular. Akan tetapi, Morrison bersikeras bahwa membatasi penyebaran virus menjadi tanggung jawab pribadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita harus melewati tangan berat pemerintah dan kita harus memperlakukan warga Australia seperti orang dewasa," kata Scott Morrison kepada wartawan, mendesak pihak berwenang untuk beralih dari "budaya mandat" dalam hal masker dan aturan jarak sosial, Reuters melaporkan, 21 Desember 2021.

"Kita tidak akan kembali ke lockdown. Kita akan maju untuk hidup dengan virus ini dengan akal sehat dan tanggung jawab," katanya.

Petugas polisi berpatroli di pusat kota, saat tingkat vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) terus meningkat, di Sydney, Australia, 19 November 2021. [REUTERS/Loren Elliot]

Lockdown dini dan aturan jarak sosial yang ketat telah membantu Australia menjaga jumlah COVID-19 relatif rendah di sekitar 260.000 total kasus dan 2.154 kematian. Tetapi sebagian besar negara telah dibuka kembali selama beberapa minggu terakhir setelah inokulasi yang lebih tinggi meskipun ada ancaman dari varian Omicron.

Pihak berwenang sekarang bertujuan untuk meningkatkan peluncuran vaksin booster. Scott Morrison mendesak negara bagian untuk membuka kembali ratusan pusat imunisasi yang ditutup setelah permintaan melambat ketika tingkat dosis ganda pada orang di atas 16 tahun mencapai 80%.

Terlepas dari penyebaran varian Omicron yang cepat, Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt mengatakan hanya sebagian kecil dari kasus-kasus itu yang harus dirawat di rumah sakit. Jumlah orang di rumah sakit telah meningkat, tetapi tetap jauh lebih rendah daripada selama gelombang varian Delta.

Sekitar 4.600 kasus dilaporkan di Australia pada Selasa, melebihi tertinggi sebelumnya sekitar 4.100 selama akhir pekan. New South Wales, rumah bagi Sydney, menjadi negara bagian Australia pertama yang mencatat 3.000 infeksi harian COVID-19, sementara negara tetangga Victoria mencatat 1.245 kasus. Negara bagian lain memiliki lebih sedikit kasus.

Negara tetangga Australia, Selandia Baru, telah menunda rencana pembukaan kembali perbatasannya secara bertahap selama lebih dari sebulan karena kekhawatiran penyebaran global yang cepat dari varian Omicron.

Artinya, perjalanan non-karantina untuk warga Australia akan ditunda mulai 16 Januari hingga akhir Februari, kata Menteri Satuan Tugas Respons COVID-19 Selandia Baru Chris Hipkins dalam konferensi pers di Wellington, Selasa, ABC melaporkan.

REUTERS | ABC

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus