Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Maroko Larang Produksi dan Jual Burka  

Maroko melarang produksi dan penjualan burka mulai awal pekan ini.

13 Januari 2017 | 12.17 WIB

Penduduk desa Ait Sghir menghangatkan diri dengan api unggun di lembah Ait Sghir di daerah Agoudal, dataran tinggi Atlas, Maroko, 14 Februari 2015. Suku Berber adalah suku yang dikenal menghuni dan tinggal di dataran-dataran tinggi atau pegunungan. REUTER
Perbesar
Penduduk desa Ait Sghir menghangatkan diri dengan api unggun di lembah Ait Sghir di daerah Agoudal, dataran tinggi Atlas, Maroko, 14 Februari 2015. Suku Berber adalah suku yang dikenal menghuni dan tinggal di dataran-dataran tinggi atau pegunungan. REUTER

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Casablanca - Pemerintah Maroko melarang produksi dan penjualan burka. Surat pemberitahuan larangan memproduksi dan menjual burka dikirim ke para pedagang dan pengusaha awal pekan ini. Mereka diharuskan mematuhi aturan itu dalam tempo 48 jam setelah menerima surat itu.

Tidak ada penjelasan resmi tentang alasan larangan memproduksi dan menjual burka di Maroko.

Baca juga:
Negara Mana Saja yang Melarang Burka?
Merkel Serukan Pelarangan Burka di Seluruh Jerman

"Kami telah mengambil langkah melarang impor sepenuhnya, termasuk memproduksi dan menjual garmen ini di semua kota di kerajaan ini," kata seorang pejabat senior pemerintah Maroko, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis, 12 Januari 2017.

Pada umumnya, hanya segelintir perempuan Maroko yang menggunakan burka, yang menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.

Umumnya, perempuan Maroko mengenakan jilbab atau nikab yang hanya menutupi kepala.

Maroko merupakan destinasi wisata internasional yang dikunjungi sekitar 600 ribu turis asal Inggris setiap tahun.

Raja Maroko Mohammed VI telah menyatakan penganut Islam moderat. Ia pun bersumpah akan memberangus terorisme di negaranya.

"Mereka yang ikut terorisme atas nama Islam bukan muslim," kata Raja Mohammed VI.

Sejauh ini, sekitar 1.500 warga Maroko bertempur di Suriah dan Irak. Mereka mendukung ISIS. Sebanyak 220 orang yang pulang dari Suriah dan Irak ditangkap di rumahnya.

Salah Abdeslam, perancang serangan bom Paris pada November 2015, merupakan warga Maroko. Serangan ini menewaskan 130 orang. Warga Maroko lain bernama Redouane S. terlibat teror di Paris pada akhir Desember lalu.

TELEGRAPH | MARIA RITA


 



Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maria Rita Hasugian

Maria Rita Hasugian

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus