Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Profil Chen Shui Bian, Anak Petani dari Desa Terpencil yang Jadi Presiden Taiwan

Chen Shui Bian, Presiden Taiwan periode 2000-2008 kelahiran 18 Februari 1951. Ini profilnya, ia besar dalam gerakan pro-kemerdekaan, terseret korupsi.

18 Februari 2022 | 21.07 WIB

Chen Shui Bian. REUTERS
Perbesar
Chen Shui Bian. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO - Hari ini, 18 Februari, adalah hari kelahiran Chen Shui Bian, mantan Presiden Taiwan yang menjabat dari tahun 2000 hingga 2008. Dilansir dari cambridge.org, selama menjabat, Chen dikenal sebagai pemimpin terkemuka dari gerakan pro-kemerdekaan yang berusaha untuk mendirikan negara bagian untuk Taiwan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Chen Shui Bian lahir pada 18 Februari 1951 di Tainan, Taiwan. Dilansir dari laman britannica.com, Chen lahir dari keluarga petani miskin. Pendidikan tingginya dimulai ketika ia mendapatkan beasiswa ke Universitas Nasional Taiwan. Ketika lulus, Chen mendapatkan kehormatan dari departemen hukum tempatnya menimba ilmu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah lulus, Chen mulai membuka praktik hukum pribadi dan menjadi salah satu pengacara terkemuka di Taiwan. Perjalanan karir politik Chen dimulai ketika dirinya membela 8 pengunjuk rasa yang menentang Partai Nasionalis (Kuomintang atau KMT) yang didakwa melakukan penghasutan.

Diasosiaikan dengan Gerakan Oposisi

Sayangnya, Chen kalah dalam kasus itu. Ia bahkan sempat menghabiskan 8 bulan kurungan penjara pada pertengahan tahun 1980-an karena dituduh telah memfitnah pejabat KMT. Sejak saat itu, Chen diasosiasikan dengan gerakan oposisi. Ia juga bergabung dengan Partai Demokrat Progresif (DPP) yang pro-kemerdekaan.

Chen kemudian mencalonkan diri untuk pertama kali dalam politik elektoral pada tahun 1981 dan berhasil mendapatkan kursi di Dewan Kota Taipei. Chen kemudian menjabat di legislatif Taiwan pada tahun 1989-1994. Pada tahun 1994, Chen terpilih menjadi walikota Taipei.

Mendorong Pentingnya Identitas Taiwan

Pada tahun 2000, Chen dicalonkan oleh DPP menjadi Presiden. Selama kampanye, ia menekankan pentingnya identitas nasional Taiwan. Gaya kampanye Chen cenderung hati-hati agar tidak membuat China khawatir. Akhirnya, ia berhasil memenangkan pemilu Presiden dan mengakhiri kekuasaan KMT di Taiwan yang sudah berlangsung selama 55 tahun.

Meskipun hubungan Taiwan dengan Cina sempat memanas akibat keengganan Chen kerja sama dalam hal ekonomi. Tetapi berkat langkah maju Chen dalam mengangkat identitas nasional Taiwan, salah satunya mendesain ulang paspor negara menggunakan kata Taiwan di sampulnya, Chen berhasil memenangi pemilu presiden lagi pada Maret 2004.

Tersandung Kasus Korupsi dan Dihukum Seumur Hidup

Masa jabatan Chen periode keduanya tidak berjalan mulus. Ia tersandung kasus korupsi yang juga menyeret anggota keluarganya. Akhirnya, ia dilarang mencalonkan dirinya menjadi presiden untuk ketiga kali dan membuat KMT kembali berkuasa dengan kadernya Ma Ying-jeou.

Pada Agustus 2008, Chen Shui Bian mengundurkan diri dari DPP dan pada September 2009, Eks Presiden Taiwan itu akhirnya divonis bersalah atas beberapa tuduhan korupsi. Ia dijatuhi hukuman sumur hidup. Namun, pada 2015, Chen dibebaskan dari penjara dengan pembebasan bersyarat medis.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus