Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Dalam Negeri Jerman mengutuk aksi kekerasan ini. “Orang-orang yang melarikan diri dari negara mereka dan mencari perlindungan di Jerman, memiliki hak untuk tinggal dengan aman di lokasi penampungan,” demikian pernyataan resmi kementerian.
Selain data itu, kementerian juga menyebut telah terjadi lebih dari 3.500 serangan terhadap lokasi penampungan pengungsi dan pencari suaka.
Tiga per empat dari serangan ditujukan terhadap pengungsi di luar lokasi penampungan mereka. Sementara 1.000 kasus lainnya ditujukan kepada lokasi penampungan pengungsi.
Anggota parlemen dari partai kiri, Ulla Jelpke, menuding maraknya kejahatan terhadap imigran karena pemerintah terlalu fokus menghadapi ancaman dari imigran.
Padahal, politikus dari partai Die Linke ini menegaskan, ancaman justru datang dari ekstrimis sayap kanan.
“Apakah akan lebih banyak orang tewas sebelum kekerasan ekstrimis sayap kanan menjadi agenda utama keamanan nasional,” kata Jelpke kepada Funke.
“Nazi telah mengancam pengungsi dan demokrasi kita.”
Juru bicara kelompok Amnesty International juga mendesak pemerintah Jerman untuk mencegah dan mengatasi kejahatan kebencian terhadap imigran.
“Jerman harus melakukan perlindungan di lokasi-lokasi pengungsian dari ancaman kelompok rasis.
Jerman tengah bergulat dengan aplikasi pencari suaka dan kekhawatiran meningkatnya aksi teror yang meluas di seluruh Eropa.
Namun selama 2016, jumlah pencari suaka yang datang ke Jerman hanya 280 ribu atau turun dari 600 ribu pada tahun sebelumnya.
Hal ini dipicu oleh penutupan perbatasan di sejumlah negara Balkan, serta kesepakatan yang diteken Uni Eropa dengan Turki.
Masalah pengungsi akan menjadi isyu krusial menjelang pemilu parlemen pada September mendatang.
BBC | IB TIMES | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini