Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Viral Seniman Manga Jepang Buat Komik Penyiksaan Uighur

Seniman manga Jepang, Tomomi Shimizu, membuat komik berjudul "Apa yang terjadi pada saya", yang menceritakan pengalaman perempuan Uighur yang disiksa.

29 November 2019 | 13.00 WIB

Tomomi Shimizu membuat manga tentang pengalaman penyiksaan perempuan Uighur.[Courtesy of Tomomi Shimizu/Kyodo News]
Perbesar
Tomomi Shimizu membuat manga tentang pengalaman penyiksaan perempuan Uighur.[Courtesy of Tomomi Shimizu/Kyodo News]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang seniman manga Jepang membuat komik berdasarkan kesaksian seorang perempuan Uighur yang ditahan dan disiksa di Cina setelah melahirkan di luar negeri, telah viral di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Komik berjudul "Apa yang terjadi pada saya" adalah buah karya Tomomi Shimizu, 50 tahun, menggambarkan kisah seorang perempuan Uyghur yang kembali ke Cina setelah melahirkan anak kembar tiga di Mesir, ditahan dan disiksa pada tiga kesempatan terpisah antara 2015 dan 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Kyodo News, 29 November 2019, komik telah menerima sekitar 2,5 juta pembaca dan lebih dari 86.000 retweet sejak diunggah di Twitter pada akhir Agustus. Sejak itu komik telah diterjemahkan dan didistribusikan dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris, Cina dan Uighur. Komik ini juga muncul di jalan-jalan Hong Kong, di mana bentrokan antara pendemo dan polisi semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Cina menjalankan sistem pengawasan dan kebijakan keras untuk menindak banyak orang Uighur dan Muslim minoritas di wilayah Xinjiang, menurut dokumen internal Partai Komunis Cina yang diperoleh oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Sebelumnya New York Times juga memperoleh dokumen internal Partai Komunis Cina yang disebut Xinjiang Papers, yakni arahan partai kepada para pejabat untuk melakukan penahanan secara masif.

Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, mengikuti kelas Bahasa Mandarin, Jumat 3 Januari 2019. Kamp pendidikan tersebut disoroti PBB dan dunia Barat karena dianggap sebagai pola deradikalisasi yang melanggar HAM, namun Cina menyangkal karena para peserta didik diajari berbagai keterampilan. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie

Beijing mengutip ancaman terorisme dan ekstremisme sebagai alasan untuk menyapu pengawasan dan penahanan massal. Tetapi para kritikus mengatakan Partai Komunis menggunakan separatisme Uighur dan ekstremisme Islam sebagai alasan untuk menindak perbedaan pendapat dan membenarkan kontrol ketat di Xinjiang.

Komik Shimizu menceritkan bagaimana perempuan Uighur itu diikat ke kursi dan berulang kali disiksa oleh sengatan listrik. Putra kembar tiga, yang diambil darinya oleh otoritas Cina, jatuh sakit dan satu meninggal, menurut komik.

Terkejut dengan penyiksaan tanpa ampun terhadap seorang perempuan yang baru saja melahirkan, para pembaca menyerukan komik itu untuk diajarkan di sekolah. Bahkan ada juga yang menyerukan agar krisis yang terjadi di Hong Kong diceritakan melalui manga.

Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Cina terkait penerbitan komik Uighur karya Shimizu.

Shimizu, yang mengetahui penindasan kaum Uighur melalui media pada musim gugur 2018, merilis komik pertamanya tentang masalah ini, berjudul "Tidak ada yang mengatakan nama negara," pada bulan April tahun ini. Uighur di Jepang, yang dikenalnya dengan menulis karya itu, memberi tahu perempuan itu tentang siapa yang akan menjadi inspirasi bagi komik keduanya. 

"Meskipun (Cina) adalah negara tetangga, negara itu penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui. Memberitahu orang tentang mereka melalui manga adalah misi saya," kata Shimizu, yang sebelumnya jarang menangani masalah sosial dalam karyanya. Sang artis menyatakan bahwa ia berencana untuk merilis koleksi kesaksian Uighur di waktu mendatang. Komik Uighur karya Tomomi Shimizu dalam Bahasa Inggris bisa dilihat di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus