Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menantu Daoed Joesoef, Bambang Pharmasetiawan, menceritakan detik-detik sebelum mertuanya menghembuskan napas terakhirnya. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Soeharto itu meninggal setelah cicitnya membisikan kepadanya bahwa keluarga sudah ikhlas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sekitar 1,5 jam sebelum meninggal, cicitnya membisikkan bahwa keluarga sudah ikhlas. Setelah itu bapak (Daoed) berpulang," kata Bambang saat ditemui di rumah duka, di Jalan Bangka VII Dalam Nomor 14, Mampang, Jakarta Selatan, pada Rabu, 24 Januari 2018.
Baca: Daoed Joesoef Meninggal, Jusuf Kalla dan Anies Baswedan Melayat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Daoed meninggal di usianya yang menginjak 91 tahun, pada Selasa, 23 Januari 2018, pukul 23.55. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 8 Agustus 1926 itu sempat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, sejak Sabtu pekan lalu karena penyakit jantung yang dideritanya.
Bambang menceritakan, mertuanya menderita penyakit jantung sejak usianya 73 tahun. "Jantung Bapak sudah dipasang ring," ujarnya.
Daoed meninggalkan seorang istri bernama Sri Sulastri, satu orang anak Sri Sulaksmi Damayanti, dua cucu dan satu cicit. "Kami semua sudah ikhlas," kata Bambang.
Baca: Daoed Joesoef Pernah Menolak Bakrie Award, Alasannya Kemanusiaan
Jenazah Daoed Joesoef dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, siang ini. "Itu atas permintaan bapak, mertua perempuannya juga dimakamkan di sana," kata dia.
Sebelum meninggal, lanjut Bambang, Daoed Joesoef telah lama membeli tanah pemakaman Giri Tama tersebut. "Bapak sudah beli untuk pemakaman ibu juga nantinya, karena semua orang juga pasti kembali nantinya," kata dia.