Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau yang akrap disapa Megawati Soekarnoputri resmi menjadi Presiden Indonesia ke-5 dan menjadi Presiden Indonesia wanita yang pertama setelah dilantik pada 23 Juli 2001. Megawati dinobatkan sebagai presiden setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.
Menukil laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Sidang Istimewa MPR ini diadakan setelah Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengeluarkan dekrit yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Megawati dilantik pada 23 Juli 2001 di Gedung Nusantara MPR/DPR. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat wakil presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Sebelum menjadi presiden pada 2001, Megawati pernah gagal menjadi presiden pada 1999. Ketika itu presiden masih dipilih oleh MPR, ia gagal menjadi presiden lantaran banyak partai yang tak menyetujuinya.
Tidak bisa dipungkiri, walaupun ia banyak ditolak oleh banyak partai, PDIP, partai yang ia pimpin kala itu menjadi partai pemenang pemilu setelah meraih sekitar 36 juta suara atau hampir 34 persen. Selain itu, Megawati awalnya didukung oleh tokoh reformasi, Amien Rais, ditengah perjalanannya ia memilih untuk membuat Poros Tengah yang terdiri dari partai-partai Islam.
Sebelum aktif di dunia politik, Megawati sudah bergabung dengan salah satu organisasi mahasiswa, Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia atau GMNI ketika kuliah di Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran atau Unpad.
Ia mulai merambah dunia politik sejak 1986 dan menjabat sebagai wakil ketua PDI cabang Jakarta Pusat. Megawati tidak membutuhkan waktu lama, sebab dalam kurun waktu 1 tahun sudah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Bahkan, pada 1993, dalam kongres luar biasa PDI di Surabaya, Megawati terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum PDI.
Ketika menjabat sebagai Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Hamzah Haz yang dulu pernah menolaknya pada sidang MPR pada 1999. Sebelum masa jabatannya habis pada 2004, ia berhasil membuat UU KPK tahun 2002 dan lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada 2003. Selain itu, ia pula yang mencetuskan pemilu presiden secara langsung. Saat ini Megawati antara lain sebagai Ketua Umum PDIP dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
GERIN RIO PRANATA
Baca: Bersimpang Jalan Politik Rachmawati Soekarnoputri dan Megawati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini