Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

prelude

<font face=verdana size=1><b>PENGHARGAAN</b></font><br /><font face=verdana size=2 color=#CC9900><b>Ali Alatas dan Widjojo Nitisastro</b></font>

27 April 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YAYASAN Sekar Manggis memberikan anugerah pahlawan kepada almarhum Ali Alatas, mantan Menteri Luar Negeri; dan Widjojo Nitisastro, mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri. Keduanya dinilai berjasa dalam bidang diplomasi. Yayasan yang dipimpin Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup, ini menyerahkan penghargaan pada Rabu pekan lalu.

Penghargaan ini diberi nama Anugerah Ide Anak Agung Gde Agung, mantan Menteri Luar Negeri dan duta besar di banyak negara. Ia dianggap berjasa menghentikan permusuhan Indonesia-Belanda.

Ali dinilai berjasa meredakan pelbagai konflik dunia dengan cara damai. Adapun Widjojo, 82 tahun, memakai diplomasi dengan negara dan lembaga internasional untuk menyelesaikan problem ekonomi di Indonesia. Dua tahun lalu penghargaan yang sama diberikan kepada mantan wakil presiden Adam Malik.

PENGUKUHAN
Uswatun Hasanah, Rosa Agustina, Sulistyowati Irianto

FAKULTAS Hukum Universitas Indonesia mengukuhkan Uswatun Hasanah, Rosa Agustina, dan Sulistyowati Irianto sebagai guru besar, Rabu pekan lalu. Uswatun, 54 tahun, menjadi guru besar bidang keperdataan dengan makalah ”Wakaf Produktif untuk Kesejahteraan Sosial dalam Perspektif Hukum Islam di Indonesia”. Penulis buku Hukum Islam itu menjelaskan bahwa wakaf bisa menjadi aset sangat bernilai sekaligus menanggulangi kemiskinan dan menggalakkan pemerataan.

Rosa, 49 tahun, menjadi guru besar dengan pidato berjudul ”Perkembangan Hukum Perikatan di Indonesia: dari Burgerlijk Wetboek hingga Transaksi Elektronik”. Ketua Lembaga Kajian Hukum Perdata ini adalah penulis buku Perbuatan Melawan Hukum.

Adapun Sulistyowati, 48 tahun, menjadi guru besar antropologi hukum dengan makalah ”Meretas Jalan Keadilan bagi Kaum Terpinggirkan dan Perempuan (Suatu Tinjauan Sosio-Legal)”. Penulis buku Perempuan dan Hukum itu menyoroti perlunya dibentuk perangkat hukum khusus untuk anak dan perempuan guna melindungi mereka dari kekerasan. Ketiganya dikukuhkan sebagai guru besar sekaligus merayakan Hari Kartini.

PEMILIHAN
Maylaffayza Permata Fitri Wiguna

FORUM Indonesia Membaca mendaulat violis Maylaffayza Permata Fitri Wiguna, 32 tahun, sebagai Duta Buku World Book Day Indonesia 2009, Kamis pekan lalu. Pemilihan dilakukan untuk Hari Buku Sedunia yang akan dirayakan dengan pameran di Museum Bank Mandiri dan WBD Goes to School setiap Senin, pada 23 April-17 Mei 2009. Forum menilai Fay artis yang peduli terhadap buku dan teknologi. Aktivis blog ini selain bertugas sebagai juru bicara dan berkampanye gemar membaca juga mencari sponsor untuk kegiatan Forum.


”Yang jelas, dalam politik tidak ada yang memakan kepalanya sendiri.”
Pramono Anung, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rabu pekan lalu, soal koalisi dengan partai lain dalam pemilihan presiden Juli nanti.

”Baru pertama terjadi Sekretaris Kabinet memberikan pilihan kepada Wakil Presiden: mau datang atau tidak ke rapat kabinet.”
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis pekan lalu, soal telepon Sekretaris Sudi Silalahi. Ia akhirnya memilih menghadiri rapat pimpinan Partai Golkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus