Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir angkat bicara soal kasus dugaan match fixing atau pengaturan skor dalam pertandingan Liga 2 2018 yang sedang dalam penyelidikan Satuan Tugas Anti Mafia Bola Polri. Ia mendukung langkah kepolisian mengusut tuntas kasus yang kini sedang menjerat delapan tersangka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya sangat mendukung bahwa ini sudah waktunya kita bersih-bersih sepak bola Indonesia. Tadi Kapolri menyampaikan sudah ada delapan tersangka," ujar dia seusai pertandingan Indonesia vs Brunei Darussalam di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 12 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erick, yang juga merupakan Ketua Komite Wasit PSSI, menegaskan pihaknya tak pandang bulu dalam memberikan hukuman kepada siapa pun yang terlibat. Hukuman larangan berkecimpung di sepak bola Indonesia seumur hidup dipastikan telah menanti para tersangka.
"Kalau ada wasit, ya dihukum seumur hidup, kalau ada dari pihak klub, ya harus dilepas klubnya. Kalau ada pemain yang bermain sampingan, kita hukum seumur hidup. Tidak ada kata maaf karena sudah terlalu lama sepak bola ini dilukai," ucap mantan presiden klub Serie A Inter Milan tersebut.
Kepala Satuan Tugas Anti Mafia Bola Polri, Asep Edi Suheri, sebelumnya, mengungkap dua tersangka baru dalam kasus dugaan match fixing pertandingan Liga 2 yang melibatkan dua klub pada November 2018. Kedua tersangkanya berinisial VW dan DR, tetapi kepolisian enggan mengumumkan dua klub yang terlibat lantaran bukti yang belum kuat.
VW merupakan mantan pemilik salah satu klub Indonesia yang berperan sebagai pelobi wasit. DR adalah salah satu pengurus klub Y pada saat itu. Sebelumnya, Satgas Anti Mafia Bola Polri sudah menetapkan enam tersangka yang meliputi empat wasit berinisial M, P, R, A, satu orang liaison officer berinisial K, dan A sebagai kurir pengantar. Klub Y yang diduga terlibat match fixing disebut berhasil promosi ke Liga 1 2019 dan masih aktif bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia hingga saat ini.
Erick Thohir ingin kasus pengaturan skor dapat dituntaskan demi perkembangan sepak bola Indonesia yang lebih baik. "Para suporter yang datang ingin sepak bola terus menjadi yang terbaik dan timnasnya beserta klubnya juga mesti bagus. Kasihan, kita membohongi para suporter sepak bola. Mereka datang nonton pertandingan juga bayar, kadang mengumpulkan uang kecil-kecil. Kita harus hormati itu."