Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Garry Monk, pelatih Swansea City, menyebut skuad Arsenal saat ini merupakan salah satu yang terbaik dalam sejarah klub itu. “Arsenal tak pernah memiliki tim seperti ini untuk waktu yang lama. Mungkin sejak tim yang disebut ‘Invincibles’,” katanya, seperti dikutip Sky Sports.
Pujian Monk ini punya makna tersendiri karena dikemukakan menjelang pertemuan Arsenal melawan Swansea di Emirates Stadium, dinihari nanti, 12 Mei 2015. Tapi, bagi Arsene Wenger, pujian itu bisa saja terdengar mengandung sindiran.
Bersama tim Invincibles—yang antara lain diperkuat Patrick Vieira, Thierry Henry, dan Sol Campbell—pelatih asal Prancis ini bisa merebut gelar juara Liga Primer Inggris musim 2003/2004 tanpa sekali pun mengenyam kekalahan. Kini, dengan tim yang disebut Monk tak kalah hebat dari musim yang luar biasa tersebut, Wenger harus melihat timnya gagal menjadi juara. Chelsea sudah memastikan diri jadi juara sejak minggu lalu.
“Mereka akan jadi ancaman besar musim depan,” ucap Monk dalam rangkaian komentarnya.
Wenger sendiri tak berani memberi jaminan, meski tetap menyebar harapan. “Saya bukanlah nabi, tak ada yang tahu seberapa kuat tim ini pada awal musim depan. Kami harus lebih kuat. Tapi apakah kami akan bisa bersaing untuk gelar juara musim depan? Susah mengetahuinya,” ujar Wenger.
Bagi dia, selain mengkhawatirkan soal musim depan, masih ada tugas yang harus diselesaikan musim ini. “Kami harus terus menang, seperti yang dilakukan belakangan ini, dan finis di posisi sebaik mungkin. Kami harus bisa finis di posisi kedua,” tuturnya.
Terakhir kali The Gunners mengecap posisi itu tepat sepuluh tahun lalu, semusim setelah era Invincibles. Setelahnya, mereka hanya bisa finis di posisi ketiga atau keempat. Musim ini, peluang untuk mengulang torehan pada 2005 itu terbuka lebar.
Arsenal kini di posisi ketiga klasemen dengan nilai 70 dari 34 laga, tertinggal 3 angka oleh Manchester City yang sudah melakukan 36 laga. Bila bisa memenangi empat laga tersisa, Arsenal dipastikan bisa finis di posisi kedua.
Tapi kemenangan atas Swansea tak akan bisa direbut dengan mudah, meski Arsenal tak terkalahkan dalam sepuluh laga terakhirnya dan hanya kalah sekali dalam 34 pertandingan Liga Primer terakhir di Emirates Stadium. Soalnya, performa Swansea juga tengah menanjak. Tim yang kini menempati posisi kedelapan klasemen itu kini tengah bernafsu finis di tujuh besar yang menjanjikan tiket sementara ke Liga Europa, tergantung hasil di Piala FA. Apalagi dalam tujuh pertemuan terakhir kedua tim, skor masih imbang, yakni masing-masing tiga kali menang dan satu kali seri.
Arsenal harus kehilangan banyak pemainnya karena cedera, termasuk Danny Welbeck, Mikel Arteta, Alex Oxlade-Chamberlain, Mathieu Debuchy, dan Abou Diaby. Kondisi Aaron Ramsey juga masih meragukan. Adapun Swansea justru bisa menyambut penyerang Prancis, Bafetimbi Gomis, yang sudah pulih dari cedera.
REUTERS | SOCCERWAY | SKY SPORTS | NURDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini