Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Indonesia

Tim Transisi PSSI, dari Arema, Persib, hingga Jenderal TNI  

Tim Transisi akan menjalankan tugas dan kewenangan PSSI.

8 Mei 2015 | 22.25 WIB

Walikota Batu, Eddy Rumpoko. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Perbesar
Walikota Batu, Eddy Rumpoko. TEMPO/Aris Novia Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, yang juga putra mantan Wali Kota Malang, Sugiyono, serta Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, termasuk dalam Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dibentuk dan diumumkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga di Jakarta, Jumat malam, 8 Mei 2015. Eddy Rumpoko dekat dengan klub Arema Malang dalam perjalanannya di Liga Indonesia dan kemudian berkembang menjadi Liga Super Indonesia. Putra Kolonel (Purn.) Sugiyono itu satu angkatan dengan (mendiang) Lucky Acub Zainal, putra pendiri klub Arema (almarhum) Brigjen (Purn.) Acub Zainal.

Ada kemungkinan pemilihan Eddy Rumpoko berkaitan dengan permasalahan yang dialami Arema Cronus yang tidak direkomendasikan oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2015 karena dianggap masih ada persoalan, yaitu dualisme kepemilikan. Bersama Persebaya, yang juga dinilai memiliki masalah yang sama, BOPI kemudian merekomendasikan kepada PSSI dan PT Liga Indonesia agar kedua tim tersebut tak disertakan dalam Liga Super Indonesia 2015, sehingga peserta kompetisinya hanya 16 tim. PSSI mengabaikan rekomendasi tersebut dan itu yang antara lain membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membekukan kegiatan badan sepak bola Indonesia selama ini, yaitu PSSI.

Selain Eddy, pemilihan Ridwan Kamil sebagai anggota Tim Transisi tampaknya memperhitungkan faktor Persib Bandung. Selain Persib memenangi Liga Super Indonesia 2014, tim tersebut dikenal memiliki pengaruh besar karena sejarah keterlibatannya sejak era kompetisi amatir Perserikatan PSSI, era rintisan kompetisi semipro, yaitu Galatama, sampai dua bentuk kompetisi itu dilebur dalam Liga Indonesia pada periode 1994-1995. Sampai kini, Persib, sebagaimana beberapa tim eks perserikatan di Liga Super Indonesia seperti Persija Jakarta dan PSM Makassar, memiliki pendukung yang besar pula.   

Demikian juga dengan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Selain memiliki sejarah hubungan yang erat dengan Presiden Joko Widodo, Hadi aktif mendukung tim Persis Solo dan mantan anggota Tim Normalisasi PSSI di bawah kepemimpinan Agum Gumelar saat menyelesaikan masalah yang dihadapi di era kepengurusan Nurdin Halid di PSSI.

Ada juga tokoh sepak bola yang tak berkaitan langsung dengan tim eks perserikatan atau klub di Liga Super Indonesia. Dia adalah mantan bintang tim sepak bola nasional periode 1990-an, yaitu Ricky Yakobi. Mantan pemain Arseto ini juga dikenal aktif dalam membina sekolah sepak bola di Jakarta.

Di luar mereka ada putra tokoh nasional A.M. Hendropriyono, yaitu Dias Faizal Malik Hendropriyono. Nama-nama anggota Tim Transisi PSSI memang bermunculan menjelang pengumumannya secara resmi pada malam ini. Sempat muncul nama A.M. Hendropriyono, purnawirawan jenderal TNI Angkatan Darat dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara, sebagai ketua tim. Tapi Deputi V Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot Dewa Broto, membantah kabar itu. "Bukan," kata Gatot melalui pesan pendek kepada Tempo.

Seperti Dias, anggota Tim Transisi lainnya berasal dari latar belakang yang selama ini dikenal di luar sepak bola. Ada mantan Panglima Daerah Militer TNI Angkatan Darat dan mantan Gubernur Bank Indonesia. Tim Transisi nanti akan menjalankan tugas dan kewenangan PSSI, di antaranya menyiapkan tim nasional, memastikan kompetisi berjalan, dan memfasilitasi pembentukan kepengurusan PSSI yang baru. "Itu sudah disebutkan dalam surat pembekuan," kata juru bicara Menpora itu. Terkait dengan masa jabatan Tim Transisi, Gatot mengatakan, masih relatif: "Bisa panjang atau pendek." Pengumuman Tim Transisi semula dijadwalkan pada akhir April lalu, tapi batal. Kemudian Menpora menjanjikan pada 6 Mei 2015, tapi ternyata juga batal.    

1. F.X. Hadi Rudyatmo, Wali Kota Solo
2. Loedwijk Paulus, eks Danjen Kopassus, Dankodiklat TNI
3. Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung
4. Eddy Rumpoko, Wali Kota Batu
5. Ricky Yakobi, mantan pemain nasional
6. Bibit Samad Rianto, mantan Wakil Ketua KPK
7. Darmin Nasution, mantan Gubernur BI
8. Ceppy T. Wartono, PDIP
9. Tommy Kurniawan
10. Iwan Rukminto
11. Francis Wanandi, CEO Gold Gym
12. Saut H. Sirait
13. Andrew Darwis
14. Farid Husaini
15. Zuhairi Misrawi, tokoh NU
16. Dias Faizal Malik Hendropriyono, anak mantan Kepala BIN Hendropriyono
17. Velix F. Wanggai, mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

ANTARA | HARI PRASETYO | RINA WIDIASTUTI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari Prasetyo

Hari Prasetyo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus