Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Beda Prediksi Sri Mulyani dan Gubernur BI soal Rupiah Tahun Depan, Siapa Lebih Optimistis?

Gubernur BI memprediksi rupiah menguat pada rentang 15.300-15.700 per dolar AS, berbeda dengan asumsi Sri Mulyani. Kenapa?

28 Agustus 2024 | 15.09 WIB

Anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) - Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar memberikan keterangan usai rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 20 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Perbesar
Anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) - Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar memberikan keterangan usai rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 20 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin kurs rupiah tahun depan bakal menguat di rentang 15.300-15.700 per dolar Amerika Serikat. Angka tersebut jauh dibanding proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal target nilai tukar rupiah tahun depan di level 16.100 per dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Perry, prediksi tersebut sesuai kondisi fundamental RI saat ini. “Tentu saja dengan asumsi tidak ada kondisi geopolitik atau kondisi lain yang bisa memberikan tekanan-tekanan pada nilai tukar pada 2025,” kata dia dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Senayan, Rabu, 28 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan kurs sebulan terakhir telah mengalami apresiasi, dan hari ini diperdagangkan sekitar 15.450 per dolar AS. Angka tersebut telah menguat hampir 5 persen dan penguatannya lebih baik jika dibanding sejumlah negara lain.

Hingga akhir tahun atau 2024, BI memprediksi nilai tukar bakal berada pada rentang 15.700-16.100 per dolar. Perry optimistis kurs akan terus menguat, salah satunya karena cadangan devisa yang meningkat. Pada juli mencapai US$ 145,4 miliar. “Ini lebih dari cukup untuk kami terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah,” kata dia.

Perkiraan stabilisasi mata uang ini berdasarkan penilaian terhadap fundamental. Indikator pertama menurut dia karena adanya penurunan suku bunga AS atau fed fund rate (FFR) tahun ini. Kedua adalah kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Lalu imbal hasil SBN dan SRBI terus menarik. Ia memperkirakan FFR akan dipangkas dua kali tahun ini.

Adapun Sri Mulyani mematok rupiah pada 2025 sebesar 16.100 per dolar. Ia mengatakan volatilitas global masih membayangi perekonomian RI, karena itu prediksi nilai tukar dikoreksi. “Meskipun month-to-date terjadi apresiasi (penguatan) rupiah sebesar 5 persen, sehingga sekarang pada level di bawah 16.000,” kata dia di DPR.

Target tersebut menurut dia disebabkan kehati-hatian pemerintah. Tentunya juga akan berdampak pada postur baik penerimaan, belanja dan pembiayaan. “Maka kami mencari titik yang bisa menjaga fiskal dan memberi ruang fiskal dan moneter terjaga,” ujarnya.

Sebelumnya dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2025 pemerintah sempat menetapkan rupiah akan berada pada rentang 15.300-15.900 terhadap dolar AS.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus