Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Neo Commerce Tbk optimistis untuk menapaki tahun 2023 mendatang, di tengah isu resesi ekonomi dan kondisi geopolitik serta krisis pangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kondisi 2023 bisa diprediksi, diindentifikasi (resesi ekonomi) dibandingkan dengan 2,5 tahun lalu ketika muncul virus Covid-19," kata Direktur Utama Neo Commerce Tjandra Gunawan saat media gathering, Rabu sore, 16 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Optimisme itu ia sampaikan mengacu pada keberhasilan sejumlah milestone perusahaan di tahun ini. Dan rencana peluncuran produk serta layanan pada 2023.
Bank Neo Commerce, kata dia, telah berhasil menaikkan aset perusahaan sebesar 130 persen di kuartal III tahun ini dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Kami mengantisipasi kondisi 2023 dengan very optimistic, kami tidak mengandalkan sukses masa lalu," kata dia.
Termasuk menyiapkan rencana rights issue dan pemenuhan modal inti minimum Rp 3 triliun. "Dua hari dari sekarang, kami akan public expose," kata dia memberi bocoran.
Tjandra mempersiapkan bank yang dipimpinnya meraih laba positif pada tahun depan. Pada bisnis retail, kata dia, dalam setahun terakhir dua produk andalan untuk pay day loan dan installment telah men-occupy 20-30 persen atau tercatat Rp 9,7 triliun.
Selanjutnya: Bank Neo Commerce Menyasar UKM
Selanjutnya, Neo Commerce juga akan menyasar kelompok usaha kecil menengah. Dengan jumlah pengguna yang mencapai 20 juta, ia membidik mereka yang mempunyai bisnis sampingan.
"Top-nya mungkin akan Rp 100-Rp 200 juta, tapi di awal penawaran mungkin puluhan juta rupiah dulu untuk modal kerja mereka," kata dia. Tergantung dari riwayat transaksi keuangan masing-masing nasabah.
Kemudian Neo Commerce juga berencana memperbesar fee based income. "Kami sadar bahwa aset is one thing," ucapnya.
Ia menyadari siapa pun akan menggunakan aplikasi yang relevan dengan kehidupan mereka. "Dari situ, kami akan luncurkan wealth management, lewat aplikasi. Nah dari sini fee based income akan terdongkrak, naik di kuartal I tahun 2023.
Bank Neo Commerce sampai dengan kuartal III/2022 tercatat masih membukukan rugi bersih sebesar Rp601,2 miliar atau naik 127 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di balik kerugian ini, Bank Neo Commerce tercatat mampu membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp1,08 triliun atau melesat 351 persen yoy. Hal ini ditopang oleh pendapatan bunga yang melejit 221 persen secara tahunan menjadi Rp1,58 triliun.
Pendapatan bunga Bank Neo Commerce ditopang oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp8,9 triliun per kuartal III/2022, atau naik 131,77 persen yoy. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) baik secara gross maupun net terjaga di level 1,88 persen serta 1,69 persen.
Sementara itu, aset bank digital yang mayoritas sahamnya dimiliki Akulaku tersebut mencapai Rp15,9 triliun, naik 98,75 persen yoy. Hal ini diikuti oleh raihan dana pihak ketiga (DPK) yang ikut meningkat sebesar 88,9 persen pada September 2022 menjadi Rp12,6 triliun.
MARTHA WARTA | BISNIS