Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Ini Pemicu Utama Helmi Sampai Hati Bunuh Sang Istri Dokter Letty

Helmi sangat ingin mempertahankan Dokter Letty dengan melakukan banyak hal termasuk mencoba menyuap keluarga istrinya.

11 November 2017 | 19.13 WIB

Duka kerabat saat pemakaman jenazah Alm. Dr. Letty Sultri di TPU Kemiri, Jakarta, 10 November 2017. Letty tewas setelah ditembak Ryan Helmi di rumah praktik Azzahra Medichal Center, Jakarta. Tempo/Ilham Fikri
Perbesar
Duka kerabat saat pemakaman jenazah Alm. Dr. Letty Sultri di TPU Kemiri, Jakarta, 10 November 2017. Letty tewas setelah ditembak Ryan Helmi di rumah praktik Azzahra Medichal Center, Jakarta. Tempo/Ilham Fikri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ryan Helmi, 41 tahun, menjadi beringas sehingga sampai hati enam kali menembak istrinya sendiri, Dokter Letty Sultri, sampai mati. Ternyata ada kejadian penting dalam kehidupannya sehingga menjadi pemicu utama tindakan nekat tadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kepada penyidik Polda Metro Jaya, dia menceritakan banyak hal terkait hubungannya dengan Letty, 46, pekerjaan, sampai tekanan mental yang dialami. Helmi mengaku dia mengidap depresiden sejak digugat cerai oleh istrinya pada Juli 2017. Itulah yang membuat dia mengkonsumsi obat penenang Benzodiazepine.

"Obat itu buat gangguan psikotik," kata Kepala Unit II Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Ari Cahya Nugraha pada Jumat, 10 November 2017.

Polisi masih mendalami dari mana Helmi mendapatkan obat penenang. Apakah melalui resep dokter atau ilegal. "Tapi yang jelas yang bersangkutan, kan dokter."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Helmi menembak mati Letty pada bagian wajah dan dada pada Kamis siang, 9 November 2017 di Azzahra Medical Centre, Cawang, Jakarta Timur. Sebelum itu mereka terlibat cekcok di tempat kerja Letty tersebut. Bahkan, Letty dikejar sampai ke ruang administrasi lalu ditembak enam kali.

Kedatangan Helmi untuk meminta Letty mencabut gugatan cerai. Menurut pengakuan Helmi kepada penyidik, dia sudah sangat tertekan selama ini. Komunikasinya dengan Letty hancur setelah digugat cerai. Dia pun mengaku depresi dan minum obat penenang sejak itu. Sebelum menembak Letty, dia menenggak obat penenang.

Helmi juga diketahui tak bekerja setelah dipecat dari tempat kerjanya karena diduga memperkosa pegawai. Sebelumnya, dia pernah diadukan oleh keluarga Letty karena kekerasan dalam rumah tangga.

Walau begitu, Helmi sangat ingin mempertahankan Letty. Keluarga Letty menyatakan pernah dirayu Helmi dengan sejumlah uang asalkan Letty mau membatalkan perceraian. Helmi-Letty sudah lima tahun menikah tanpa dikaruniai anak.

Proses perceraian terus berjalan di pengadilan. Waktu putusan gugatan cerai semakin dekat, yakni pada bulan ini. Diduga putusan cerai itulah pemicu utama Helmi kalap.  

"Karena tanggal 18 November 2017 putusan terakhir soal perceraiannya," kata Ari.

Helmi dituduh melakukan pembunuhan berencana terhadap Dokter Letty sesuai Pasal 340 dan 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Polisi masih mengusut motif pembunuhan itu, bagaimana helmi memiliki dia pistol, serta penggunaan obat penenang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus