Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menjadi salah satu Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN). Saut Situmorang beralasan bergabung dengan Timnas AMIN lantaran menilai Anies merupakan calon presiden paling berintegritas dibanding dua kandidat lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kalau soal pemberantasan korupsi, kita tidak boleh abu-abu. Buat saya, which one better than the others,” ujar Saut Situmorang, Rabu, 22 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mulai tertarik dengan Anies ketika capres Koalisi Perubahan itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Saat itu Saut Situmorang mewakili pimpinan KPK meresmikan suatu sistem data di Pemprov DKI Jakarta era kepemimpinan Anies. Bagi dia, sistem data itu penting karena biang dari segala sumber masalah jika berantakan. “Dari situ dia sudah eye catching,” ujarnya.
Anies, kata Saut, juga mendapatkan tiga penghargaan dari KPK. Penghargaan itu satu di antaranya untuk personal terkait dengan LHKPN, sedangkan dua lainnya untuk instansi DKI Jakarta. Selain itu, Anies juga mewajibkan mahasiswanya belajar mata kuliah 3 sks mengenai antikorupsi.
Bagi Saut Situmorang, kepemimpinan nasional saat ini tidak punya visi tentang pemberantasan korupsi. Hal itu tercermin dari revisi UU KPK pada 2019 sehingga membuat pemberantasan korupsi amburadul. Ia pun tak heran jika indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia melorot tajam menjadi 34 poin pada 2022 yang tahun sebelumnya 38 poin.
Karena itu, ia menilai pemimpin yang akan datang harus orang yang punya integritas, yang ia temukan di Anies. Saut mengatakan berbekal pengalamannya selama 30 hari terakhir mengamati orang, tidak susah untuk menilai yang punya karakter berintegritas atau tidak.
Ia pun memberi contoh pemimpin Singapura. Negeri Singa itu memiliki kepemimpinan nasional yang kuat sehingga IPK-nya 83 poin atau peringkat lima dari seluruh negara di dunia yang tidak korup. Padahal resep Singapura hanya tiga kata: meritocracy, pragmatism, and honesty. Saat masih bertugas di Badan Intelijen Negara (BIN), Saut Situmorang pernah dikirim selama 3,5 tahun di Singapura. Dari pengamatan Saut, Perdana Menteri Singapura tak segan memenjarakan menterinya yang korup karena pimpinan negara itu berpegang pada tiga pilar dari Transformasi Fundamental Singapura yang digagas Perdana Menteri Lee Kuan Yew itu.
Belajar dari Singapura tersebut, ia pun berdiskusi dengan pakar hukum tata negara Refly Harun mengenai pembentukan Integrity Office jika Anies terpilih menjadi presiden. “Menteri-menteri yang miring-miring akan dipanggil. Tapi saya belum mendiskusikan hal ini ke Anies,” ujarnya.