Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

4 Mei 2024 | 13.50 WIB

Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia atau Musyawarah Rakyat Indonesia, Panel Barus (dua dari kiri) menjelaskan rencana pelaksanaan musra, di Kota Solo, Sabtu, 16 Juli 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perbesar
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia atau Musyawarah Rakyat Indonesia, Panel Barus (dua dari kiri) menjelaskan rencana pelaksanaan musra, di Kota Solo, Sabtu, 16 Juli 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus pusat relawan presiden Joko Widodo atau Projo, mengimbau petinggi PDIP untuk tidak mencari pihak yang dikambinghitamkan atas kekalahan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md, di ajang pemilihan presiden 2024. Kambing hitam yang dimaksud, adalah Presiden Jokowi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Bendahara Umum Projo, Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah di antara dua kandidat lainnya, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut. Padahal, menang atau kalah adalah suatu hal yang wajar dalam kompetisi. "Gegara kalah, Pak Jokowi disalahkan, bahkan didiskreditkan," kata Panel dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 4 Mei 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Panel mengklaim tahu bagaimana PDIP merasa kecewa setelah dua kali sebelumnya menjadi pemenang di Pilpres dan pemilihan legislatif. Namun, kekecewaan tersebut lebih baik tidak diakumulasi kepada orang lain yang tak bersalah. Apalagi Pilpres diselenggarakan secara transparan.  

Semestinya, kata Panel, PDIP mampu memberikan presiden baik kepada publik untuk bagaimana mampu menerima setiap kekalahan, misalnya dengan melakukan evaluasi agar menjadi contoh kedewasaan bagi partai politik lainnya. "Mungkin kalau jagoannya PDIP yang menang beda cerita," ujar Panel. 

Adapun pernyataan PDIP yang dianggap mengkambinghitamkan presiden Jokowi, misalnya pernyataan Hendrawan Supratikno yang menyebut bekas Wali Kota Surakarta tersebut mbalelo atau memberontak pada PDIP, partai yang membesarkan namanya. 

Oleh karena itu, Hendrawan mengatakan, presiden Jokowi akan dikucilkan sebagai hukuman yang akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

Padahal, kata Panel, PDIP telah mengalokasikan kemarahannya dengan jalur yang sah, yaitu mengajukan gugatan permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi dan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. "Rakyat sudah beraktifitas seperti biasa, kontestan sudah bersatu, jangan diganggu dengan kemarahan dan sumpah serapah," ucap Panel. 

Rabu pekan lalu, Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih di Pilpres 2024. Pasangan ini memperoleh 96.214.691 atau 58,6 persen suara nasional. Di susul pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dengan torehan 40.971.906 atau 24,9 persen; dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md., yang meraih 27.040.878 atau 16,7 persen suara nasional.



Andi Adam Faturahman

Berkarier di Tempo sejak 2022. Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular, Jakarta, ini menulis laporan-laporan isu hukum, politik dan kesejahteraan rakyat. Aktif menjadi anggota Aliansi Jurnalis Independen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus