Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar - Suporter PSM Makassar, Red Gank, mempunyai prinsip sepak bola itu menyatukan. Presiden kelompok suporter, Red Gank, Sul Daeng Kulle menegaskan, dalam kondisi apa pun sepak bola bukan memperkeruh situasi, apalagi memicu saling serang atau bentrokkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana upaya suporter PSM Makassar, kami sertakan dalam bagian dari Liputan Khusus HUT RI ke-74 yang bertema "Keberagaman Yes, Intoleransi No."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sul menuturkan, untuk mewujudkannya perlu komiten kuat. "Saya kira masing-masing kelompok suporter harus komitmen, hanya dalam lapangan saja panas, di luar tetap adem," kata Sul kepada Tempo, Jumat, 16 Agustus 2019.
Sul mencontohkan, ketika ada suporter dari tim lawan datang ke Makassar, misalnya The Jak (suporter Persija Jakarta) dan Barito (suporter Barito Putera) beberapa waktu lalu, suporter di Makassar menyambut mereka dengan baik.
“Semua kelompok suporter lawan yang datang (ke Makassar) kami jamu, tetap makan sama-sama,” ucap Sul.
Ketika terjadi penyerangan terhadap suporter PSM di Jakarta saat final Piala Indonesia awal Agustus lalu, kata dia, kelompok suporter di Makassar tidak ikut tersulut emosi. Kasus yang terjadi di Jakarta, menurut dia, diserahkan penangannya kepada aparat hukum.
Di internal suporter PSM Makassar, ia menuturkan, ada silaturahmi yang terus terjalin. Dengan begitu, semuanya kompak saat memberikan dukungan di stadion saat PSM bertanding. “Kan di sini cuma satu tim saja, jadi adem-adem saja,” kata dia.
Suporter PSM Fans, Imam Hartono, menegaskan hubungan suporter antara klub-klub bisa terjalin dengan baik tergantung dari klub lain juga. "Banyak hal yang bisa mempengaruhi hubungan dengan kelompok suporter lain, tergantung suporter klub tersebut," kata Imam.
Untuk mengendalikan suporter agar tidak terjadi kericuhan saat menyaksikan pertandingan, kata Imam, suporter PSM juga berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat sebelum laga dihelat. Hal itu dilakukan ketika PSM Makassar melawan Persija Jakarta pada laga kedua final Piala Indonesia. “Itu khusus yang kami lakukan saat final," ucapnya.
DIDIT HARIYADI