Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sekelompok seniman di Bandung tengah menyiapkan pementasan teater boneka berjudul Den Kisot. Menggunakan wayang golek, pertunjukan sehari itu menjadi bagian dari Don Quijote Festival pada 13 Juli 2019 di Galeri Salihara, Jakarta. Festival itu untuk menyambut penerbitan novel Don Quixote terjemahan bahasa Indonesia yang akan meluncur 14 Juli di Komunitas Salihara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pemain teater boneka itu berlatih sejak Februari. Tempatnya kini di Studio Tari Taman Budaya Jawa Barat di Dago, Bandung. Sutradaranya Endo Suanda, sekaligus penulis naskah bersama Goenawan Mohamad. Mereka meringkas cerita dari novel setebal 800 halaman karya Miguel de Cervantes itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemain teater wayang golek Den Kisot berlatih di Studio Tari Taman Budaya Jawa Barat Dago Bandung, 2 Juli 2019. TEMPO/ANWAR SISWADI
Ada alasan khusus Goenawan yang mencetuskan ide pementasan itu dengan memilih wayang golek. Kesenian tradisional Sunda itu memakai wayang golek dan dalang. “Dalangnya dalam pementasan ini adalah aktor juga, nah itu belum ada di Indonesia,” katanya saat ditemui Tempo di Bandung, Selasa, 2 Juli 2019.
Endo menggaet empat pemusik kacapi, gitar, biola, dan perkusi. Pemain utama dalang Arief Nugraha Rawanda alias Ari S. Sunarya, dibantu seorang asisten dalang. Darto Je ikut bermain sekaligus narator. “Dasarnya adalah teater dengan wayang golek. Jadi bukan pertunjukan wayang golek dengan cerita Don Quixote,” ujar Endo.
Konsep baru pada pementasan itu sempat menyulitkan dalang. Terbiasa bebas memilih atau membuat lakon, memainkan wayang, juga improvisasi spontan menghadirkan kelucuan, cara itu dibatasi. “Ada hukum dalam kebebasan,” kata dalang Ari.
Pertunjukan itu akan memainkan sembilan adegan. Beberapa bagian yang terkenal dihadirkan seperti pertempuran Don Quixote melawan kincir angin. Dari kejauhan bersama Sancho pembantunya, ia melihat kincir itu bak raksasa yang harus diburu.
ANWAR SISWADI