Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Fuad Amin Curhat, Harta Mbah Buyut Ikut Disita KPK  

Menurut Fuad Amin, seluruh harta kekayaan yang dimilikinya ludes karena dirampas.

24 Maret 2015 | 03.00 WIB

Bupati Bangkalan, Fuad Amin menjawab pertanyaan awak media usai resmi ditahan KPK, Jakarta, 2 Desember 2014. Fuad Amin berhasil diciduk KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) bersama Rauf dan Antonio Bambang terkait kasus korupsi suplai gas di Bangkalan M
Perbesar
Bupati Bangkalan, Fuad Amin menjawab pertanyaan awak media usai resmi ditahan KPK, Jakarta, 2 Desember 2014. Fuad Amin berhasil diciduk KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) bersama Rauf dan Antonio Bambang terkait kasus korupsi suplai gas di Bangkalan M

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Fuad Amin mengaku terpuruk sekarang. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan 2014-2019 nonaktif ini pasrah karena aset kekayaan keluarganya bakal ludes, karena sudah dirampas. "Saya ini sudah terpuruk." kata Fuad Amin usai persidangan kasusnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin 23 Maret 2015.

Fuad datang ke Pengadilan sebagai saksi untuk terdakwa Direktur Sumber Daya Manusia PT MKS Antonius Bambang Djatmiko. Fuad yang merupakan Bupati Bangkalan 2003-2013 itu juga merupakan tersangka dalam kasus yang sama.

Menurut Fuad, seluruh harta kekayaan yang dimilikinya ludes karena dirampas. Harta itu, kata Fuad, sudah dimiliki oleh leluhurnya, dan bukan berasal dari hasil korupsi termasuk pemberian dari PT Media Kaya Sentosa (MKS).

"Pokoknya saya terpuruk. Aset moyang saya dari 1925 dirampas keluarga besar, terutama milik teman-teman dirampas dan disita KPK juga," kata Fuad.

Semua harta yang menjadi hak milik selama 48 tahun bekerja, kata Fuad, juga disita."Masjid Martajasa, masjid mbah saya, yang keramat itu terampas karena tanahnya disita karena atas nama saya. Termasuk bangunan di atasnya, masjid Syaifunal Muhammad Khodir," kata Fuad.

Fuad mengaku, leluhurnya sudah kaya. Ia menyebut leluhurnya adalah gurunya Hasjim Asjari, tokoh dan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam di Indonesia.  Karena tahu leluhurnya itu, maka orang Madura takut pada dirinya. "Semua takut sama saya. Kalau ada pemilihan bupati besok, meski saya begini, saya akan dipilih 95 persen penduduk karena saya paling dihargai. Leluhur saya gurunya Hasjim Asyari yang paling diakui," ungkap Fuad.

Salah satu bukti leluhurnya kaya, Fuad menyebut tambak eyang buyutnya sungguh luas.  "Tambak mbah saya lebih dari 600 hektare," kata Fuad lagi.  Meski leluhurnya kaya, Fuad sudah diajari berbisnis. Umur 18 tahun, katanya, ia sudah bekerja mendirikan biro travel yang melayani umroh. " Jadi mohon maaf (harta) saya bukan hanya dari bupati, itu saja bupati tidak ada artinya buat saya, tidak ada apa-apanya buat saya," kata Fuad.

Menurut dia, meski ia sudah menjelaskan ayahnya orang terkaya di Bangkalan, pun juga nenek moyang buyutnya, tetap saya semuanya disita. "Silakan saja disita, saya tidak keberatan" kata Fuad lagi.

Dalam persidangan itu, Fuad mengaku menerima uang hingga sekitar Rp5 miliar dari PT MKS hanya pada 2014.
"Saya yang menerima pada 2014 dari (Abdur) Rauf dan Taufik. Sebelumnya tidak merasa terima, kalau Pak Bambang mengirim ke siapa, itu anggapan saya akan diserahkan ke PD Sumber Daya, saya sama sekali tidak terima," ungkap Fuad.

Rauf dan Taufik adalah kerabat Fuad yang menjadi perantara penerima uang dari PT MKS ke Perusahaan Daerah Sumber Daya.

Dalam dakwaan, PD Sumber Daya adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Bangkalan yang mewakili kepentingan pemerintah daerah untuk membeli gas bumi dari Kodeco untuk pembangkit listrik Gili Timur dan Gresik.

PT MKS mengikat kerja sama dengan PD Sumber Daya dengan bantuan Fuad Amin sejak 3 Desember 2007 dengan imbalan pembagian keuntungan kepada PD Sumber Daya.

"Totalnya saya lupa tapi seingat saya ada yang diberikan Rp600 juta dan Rp400 juta jadi lebih kurangnya Rp5 miliar. Saya bilang ke Pak (Abdul) Hakim agar dimasukkan ke APBD," kata Fuad.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Widiarsi Agustina

Widiarsi Agustina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus