Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM masih berupaya menemui lagi panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Pemimpin Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda. Pertemuan sedang diupayakan di tengah konflik yang terus berlangsung di Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Bernard Ramandey, mengatakan pihaknya masih berupaya melakukan pertemuan lagi dengan panglima OPM. Belajar dari pengalaman di Aceh dan Timor Leste, kata dia, dialog membutuhkan proses, tahapan, dan waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini kan masih upaya, jadi belum ada kepastian," kata dia saat dihubungi, Senin, 28 Maret 2022.
Meski demikian, Frits menyebut komunikasi sebenarnya sudah lama dilakukan dengan beberapa pimpinan OPM di Papua. Jauh sebelum tahun 2021, Frits pun menyebut dirinya sudah menemui langsung empat panglima OPM di Papua.
Sebelumnya, rencana pertemuan dengan tokoh Papua ini disampaikan oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik pada Rabu, 23 Maret 2022. Ahmad menyebut pihaknya sedang berupaya menginisiasi dialog damai di Papua, salah satunya dengan menemui OPM hingga Benny Wenda.
Dihubungi terpisah, Ahmad membenarkan sebelumnya sudah ada pertemuan Frits dan panglima OPM. Bahkan, katadia, komunikasi sudah dilakukan ke hampir semua faksi di OPM oleh Komnas HAM Papua.
Tapi sejauh ini, belum ada kesepakatan apapun yang dicapai, kecuali komitmen untuk terus berkomunikasi. Komnas HAM pun ingin melakukan pertemuan lagi dengan target membangun kepercayaan antar kedua belah pihak. "Kami bangun kedekatan saja dulu," kata dia.
Khusus untuk Benny Wenda, Ahmad menyebut pihaknya sedang mengusahakan pertemuan melalui jaringan mereka yang ada di luar negeri maupun di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Kami menunggu respons dan upaya jaringan kami tersebut, kalau sekarang katanya masih menolak," kata Ahmad.
Di sisi lain, konflik masih terus berlangsung. Terbaru, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengklaim telah melakukan penyerangan terhadap Pos TNI dan Polri Indonesia di pinggir Kali Keneyam, Nduga, Papua, pada Sabtu 26 Maret 2022.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan penyerangan ini dilakuan bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) mereka ke-51 yang berlangsung pada hari ini, Sabtu 26 Maret 2022. Sebagai sayap militer OPM, Sebby menyatakan mereka telah terbentuk pada 26 Maret 1963.
Sementara, Benny Wenda terakhir berkomentar pada pertengahan tahun lalu. Kala itu, Ia mengecam keputusan pemerintah Indonesia menetapkan TPNPB-OPM atau yang disebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) oleh pemerintah, sebagai teroris.
"Bagaimana bisa kami yang menjadi teroris ketika pemerintah Indonesia mengirim 20 ribu pasukan ke tanah kami dalam tiga tahun terakhir?" tulis Benny Wenda dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 3 Mei 2021.
Benny masih tetap menyuarakan kalau satu-satunya cara menyelesaikan masalah hanya referendum yang dimediasi secara internasional di Papua. "Untuk kebaikan orang-orang kami dan masyarakat Indonesia, mari kita duduk bersama dan mencari solusi yang adil yang akan bertahan selamanya," kata Benny Wenda kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi kala itu.